Tujuh Pabrik Pupuk Palsu Beromzet Rp1 M Per Bulan Digrebek Polisi

Jum'at, 28/02/2020 12:47 WIB
Tujuh Pabrik Pupuk Palsu Beromzet Rp1 M Per Bulan Digrebek Polisi. (Jateng Tribunnews)

Tujuh Pabrik Pupuk Palsu Beromzet Rp1 M Per Bulan Digrebek Polisi. (Jateng Tribunnews)

Jakarta, law-justice.co - Kepolisian Daerah Jawa Tengah menggerebek tujuh pabrik pupuk palsu di Wonogiri dan Gunung Kidul. Masing-masing pabrik telah beroperasi sekitar lima tahun dengan omzet rata-rata Rp1,2 milyar per bulan.

Pengungkapan pupuk palsu ini berawal dari keluhan petani di Desa Planggu Kecamatan Trucuk Kabupaten Klaten terhadap pupuk merk NPK-PHONSKA buatan PT.Petrokimia Gresik.

"Petani akhirnya lapor ke Polres Klaten yang kemudian dilakukan penyelidikan hingga mengarah pada TKP di Wonogiri dan Gunung Kidul," kata Kapolda Jawa Tengah Irjen Rycko Amelza Dahniel saat memimpin penggerebekan di Wonogiri, Kamis (27/2) sore.

Pupuk palsu itu dibeli para petani dari Suparlan (47), warga Dukuh Jateng Kecamatan Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta awal Januari 2020 lalu.

Para petani merasa pupuk sebanyak 383 sak aneh. Pupuknya lengket di tangan, mudah hancur, dan tanaman tidak berkembang. Selain itu jahitan sak tidak rapi dan cetakan sablonnya mudah luntur.

Dari keanehan itu, petani sempat membandingkan dengan pupuk merek sama, yang dibeli sebelumnya dari tempat berbeda.

Setelah membandingkan, kecurigaan semakin kuat. Para petani lantas melapor ke Polres Klaten yang kemudian ditindaklanjuti dengan penyelidikan hingga menangkap Suparlan, pemasok pupuk ke petani.

Dari keterangan Suparlan, polisi mendapatkan nama Achmad Yani (46), warga Desa Sidokumpul Kabupaten Gresik.

Pengembangan kasus ini berujung penggerebekan tujuh pabrik pembuatan pupuk palsu. Empat pabrik berlokasi di Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri dan tiga pabrik lokasinya di Kecamatan Gunung Kidul, Yogyakarta.

Polisi telah menetapkan enam tersangka kasus pupuk palsu. Para tersangka masih menjalani pemeriksaan mendalam.

Dari hasil penyelidikan, pupuk palsu ini terbuat dari bahan-bahan seperti kaolin, kalsit, baras dan cairan mikroba. Untuk pabrik di Gunung Kidul, pupuk palsu dicampur kotoran kelelawar untuk menciptakan aroma pupuk asli.

"Bahan-bahannya yang dipakai itu kaolin, kalsit, baras dan cairan mikroba. Tapi yang di Gunung Kidul dicampur kotoran kelelawar agar seperti bau pupuk asli," tambah Rycko. (cnnindonesia.com).

(Ade Irmansyah\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar