Akui RI Belum Siap Jadi Negara Maju, Wapres: Masih Banyak Orang Miskin

Jum'at, 28/02/2020 10:45 WIB
Wakil Presiden Maruf Amin. (pinterpolitik)

Wakil Presiden Maruf Amin. (pinterpolitik)

Jakarta, law-justice.co - Wakil Presiden Ma`ruf Amin menganggap predikat Indonesia sebagai negara maju adalah sebuah ironi. Pasalnya, angka kemiskinan dan kekerdilan pada anak atau stunting masih tinggi.

"Namanya maju kok kemiskinan masih tinggi, namanya maju kok stunting masih tinggi," kata Wapres Ma`ruf Amin dalam keterangan tertulis dari Setwapres yang diterima di Jakarta, Kamis (27/2/2020) pagi.

Ma`ruf Amin mengatakan label sebagai negara maju itu diukur antara lain dari tingkat kesejahteraan masyarakatnya, termasuk angka kemiskinan yang seharusnya rendah.

Indonesia sendiri sudah dikategorikan sebagai negara maju, namun saat ini pemerintah masih berupaya menurunkan angka kemiskinan.

"Ukuran negara maju itu tingkat kemiskinannya rendah, nah Indonesia sudah dikategorikan negara maju. Yang mau kita kejar itu angka kemiskinan, pemerintah ingin menurunkan angka kemiskinan, bahkan kalau bisa me-nol-kan walaupun agak tinggi," ujarnya pula.

Secara nasional, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), angka kemiskinan di Indonesia per September 2019 mencapai 9,22 persen. Meskipun angka tersebut berangsur turun 0,44 persen dari data September 2018, Pemerintah berupaya menekan angka kemiskinan menjadi 7 hingga 6,5 persen di akhir 2024.

Sementara terkait angka stunting, Wapres mengatakan saat ini secara nasional angkanya turun menjadi 27,6 persen dari tahun 2018 sebesar 30,8 persen.

Namun, angka stunting nasional tersebut masih berada di atas standar Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) yakni maksimal 20 persen.

"Walaupun begitu, usaha untuk menurunkan stunting itu harus diupayakan sedemikian rupa secara optimal, karena target yang ingin kita capai itu 14 persen (di akhir 2024), jadi (menurunkan) dari 23 ke 14 (persen) lumayan banyak, oleh karena itu harus digenjot," pungkas Wapres Ma`ruf Amin pula. (Katta.id).

(Ade Irmansyah\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar