Saat Gubernur Anies Membela Diri Atasi Banjir Jakarta

Jum'at, 28/02/2020 09:34 WIB
Aparat gabungan TNI-Polri dan Organisasi Masyarakat bahu membahu mengevakuasi warga yang masih berada dirumahnya. Para penolong ini menyisir satu persatu rumah warga yang terendam banjir menggunakan perahu karet. Robinsar Nainggolan

Aparat gabungan TNI-Polri dan Organisasi Masyarakat bahu membahu mengevakuasi warga yang masih berada dirumahnya. Para penolong ini menyisir satu persatu rumah warga yang terendam banjir menggunakan perahu karet. Robinsar Nainggolan

[INTRO]
Beberapa hari ini Jakarta di setiap sudut tergenang air dan masyarakat Jakarta merasa tidak nyaman dengan banjir ini. Mereka mulai berteriak, kenapa banjir masih saja terjadi, padahal Gubernur sudah berganti. Harapan mereka dengan berganti Gubernur, banjir di Jakarta tidak seperti ini. Tapi apa daya banjir terus menyelimuti Jakarta dan lebih menyakitkan lagi banjir tersebut menembus rumah mereka.
 
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan seperti tidak berdaya dan masih memberikan narasi yang berisi retorika-retorika belaka. Janji kampanye Anies benar-benar ditagih oleh pemilih beliau waktu pilkada. Tindakan konkret apa yang akan beliau lakukan, dalam mengatasi banjir ini, ujar pengamat kebijakan publik, Dr.Safri Muis kepada Law-Justice.co di Jakarta, Jumat (28/2).
 
Gubernur Anies harus melakukan hal yang benar-benar serius tidak hanya retorika-retorika belaka, tetapi tindakan nyata untuk mengatasi banjir dan macet yang setiap hari menghinggapi warga Jakarta. Bukan membela diri bahwa banjir ini terjadi karena alam, tetapi bencana banjir bisa diantisipasi bila kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan Gubernur sesuai dengan solusi alternatif.
 
Pergantian Gubernur di DKI Jakarta terus akan bergulir, dan jabatan tersebut adalah jabatan prestisius, karena Jakarta adalah pintu gerbang NKRI. Bila mengurus Jakarta berhasil, terutama mengatasi banjir disetiap musim hujan, maka Gubernur bisa naik kelas untuk mengurus NKRI. Tapi bila Gubernur Anies hanya beretorika saja, jangan mimpi kita akan memilih beliau untuk memimpin Jakarta selanjutnya.
 
Apalagi bermimpi mencalonkan diri untuk pilpres 2024, jelas rakyat akan memalingkan muka. Kita tidak mau memilih pemimpin yang hanya menampilkan retorika dan pencitraan belaka, tegas Safri.
 
Beberapa hari ini kita warga Jakarta di resahkan dengan datangnya musjm hujan, karena hampir setiap jengkal tanah di wilayah Jakarta terendam banjir. Berapa kerugian ekonomi rakyat Jakarta karena bencana banjir ini. Haruslah cerdas Gubernur Anies melakukan tindakan preventif dalam mengatasi banjir ini. Semoga Gubernur Anies sadar bahwa pemilih beliau adalah masyarakat bawah yang begitu tersiksa karena kampung-kampung mereka terendam air, akibat sungai meluap ataupun akibat lain.
 
Pembelaan diri tidak akan menyelesaikan masalah banjir, yang harus dilakukan adalah kesadaran dari Gubernur Anies untuk melakukan tindakan antisipasi bila musim hujan akan tiba. Serta perbaikan-perbaikan disetiap aliran-aliran air yang tersebar di seluruh sudut ibu kota Jakarta. Normalisasi atau naturalisasi harus dilakukan secepatnya, bukan hanya sebatas ide atau akan dilakukan bila banjir telah terjadi, ujar Safri.
 
Kita memilih Anies Baswedan menjadi Gubernur berharap ada perbaikan, bukan malah sebaliknya. Hampir tiga tahun beliau menjabat Gubernur terkesan beliau hanya beretorika tetapi tindakan konkrit belum begitu nampak. Kesan yang ada beliau hanya sibuk mempersiapkan diri untuk pilpres 2024. Naif bila langkah itu beliau lakukan. Dan kita warga Jakarta akan kecewa lagi. Karena hanya hasrat kekuasaan begitu tinggi menghinggapi setiap Gubernur DKI Jakarta, termasuk Gubernur Anies. 
 
Semoga kepercayaan rakyat DKI Jakarta dalam memilih sosok Gubernur seperti Gubernur Anies, menjadi kenyataan. Bukan hanya dapat janji-janji belaka, tetapi dapat merealisasikan janji-janji secara paripurna, tutur Safri.

(Tim Liputan News\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar