Nyanyian Benny Tjokro di Kasus Jiwasraya dari Saham TRAM Hingga VIVA

Minggu, 23/02/2020 17:03 WIB
Direktur utama sekaligus pemilik PT Hanson International Tbk (MYRX) dan PT Rimo International Lestari Tbk (RIMO) Benny Tjokrosaputro. (kontan)

Direktur utama sekaligus pemilik PT Hanson International Tbk (MYRX) dan PT Rimo International Lestari Tbk (RIMO) Benny Tjokrosaputro. (kontan)

Jakarta, law-justice.co - Tersangka kasus tindak pidana korupsi PT Asuransi Jiwasraya, Benny Tjokrosaputro atau Benny Tjokro (Bentjok) kembali bersuara.

Dilansir Kontan, Minggu, (23/2/2020) Bentjok meminta Badan Pemeriksa Keuangan RI (BPK) dan Kejaksaan Agung (Kejagung), memeriksa pembelian saham secara langsung atau tidak langsung oleh Jiwasraya periode 2006-2016.

"Dia (Bentjok) tidak terima dijadikan tumbal dan sangat sedih Hexana (Direktur Utama Jiwasraya) menyatakan bahwa pak Benny merugikan Jiwasraya sebesar Rp 13 triliun," tutur pengacara Bob Hasan, Sabtu (22/2).

Berikut nama saham-saham tersebut dilansir Kontan, Minggu, (23/2/2020):

1. PT Trada Maritime Tbk (TRAM)

PT Trada Alam Minera Tbk (“Perseroan”) merupakan perusahaan publik yang bergerak di bidang Jasa Pelayaran Angkutan Laut, Jasa Pertambangan, Pembangunan dan Perdagangan Umum, yang didirikan pertama kali pada tanggal 26 Agustus 1998 dengan nama PT Panji Adi
Samudera berdasarkan Akta pendirian No.18 oleh Notaris Anasrul Jambi, SH, Notaris di Jakarta.

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 14 tanggal 19 Oktober 2017 Perseroan mengalami perubahan nama dari PT Trada Maritime Tbk menjadi PT Trada Alam Minera Tbk. Akta tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia melalui Keputusan No. AHU‐ 0021933.AH.01.02.Tahun 2017 tanggal 23 Oktober 2017, serta telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No.AHU‐0132995.AH.01.11. Tahun 2017 tanggal 23 Oktober 2017.

Perseroan mencatatkan sahamnya pertama kali di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui Penawaran Umum Terbuka (go public) pada tanggal 10 September 2008, dengan kode saham “TRAM”. Kemudian pada tahun 2017, Perseroan melakukan Penawaran Umum Terbatas I, yang telah memperoleh efektif dari OJK berdasarkan surat No.454/D.04/2017 tertanggal 30 Nopember 2017. Saat ini, jumlah saham Perseroan tercatat sejumlah 49.631.372.904 miliar lembar saham.

Menurut paparan publik PT Trada Alam Minera Tbk yang dikeluarkan, Jumat 25 Mei 2018 disebutkan Komisariat Utamanya dipegang Heru Hidayat
yang bergabung sejak tahun 2017 berdasarkan Akta Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) No. 14 tanggal 19 Oktober 2017. Heru dikatakan telah berpengalaman dalam industri batu bara terbesar di Indonesia yakni PT Berau Coal dan perusahaan tambang batu bara lainnya.


2. PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS)


Dilansir idnfinancials, Minggu, (23/2) PT. Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) didirikan pada tanggal 6 Agustus 2003. Perusahaan merupakan entitas induk dari berbagai entitas anak yang berusaha dalam bidang eksplorasi dan pengembangan pertambangan sumber daya mineral. Perusahaan merupakan anak usaha dari PT Bumi Resources Tbk yang merupakan anggota dari Grup Bakrie. Per 1 Juli 2019, perusahaan telah melakukan perubahan kegiatan usaha utamanya dari industri perusahaan investasi menjadi pertambangan batubara.

3. PT Capitalinc Investment Tbk (MTFN)

Dilansir Britama, Minggu, (23/2) Capitalinc Investment Tbk (MTFN) didirikan 11 Nopember 1983 dengan nama PT Aneka Guna Metro Leasing dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1983. Kantor pusat MTFN berlokasi di Menara Jamsostek, Menara Utara, Lantai 19, Jl. Jend. Gatot Subroto No.38, Jakarta Selatan 12710 – Indonesia.

MTFN beberapa kali melakukan perubahan nama, antara lain: PT Aneka Guna Metro Leasing, 11-Nop-1983, Bakrie Finance Tbk, 26-Feb-2003, Global Financindo Tbk, 09-Jul-2003, Capitalinc Investment Tbk, 23-Jun-2006. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Capitalinc Investment Tbk, yaitu: Express Profitable Investment Ltd (21,10%), Roulette Capital Investments Ltd (9,32%), PT Dwina Natura (9,22%) dan PT Dwi Daya Capital (5,15%).

Pemegang Saham Pengendali dari grup Capitalinc adalah Roulette Capital Investments Ltd dan Express Profitable Investment Investment Ltd. yang merupakan Perusahaan afiliasi dari PT Samuel International. Adapun pengendali PT Samuel International adalah bu Eunice Meriati Satyono.

Pada awalnya MTFN bergerak dalam bidang jasa pembiayaan, kemudian merubah kegiatan usaha menjadi perusahaan yang bergerak dalam bidang investasi pada tanggal 29 Juni 2005.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan MTFN adalah bidang perdagangan umum, pengangkutan dan Jasa, serta melakukan penyertaan atau investasi pada perusahaan lain (termasuk tapi tidak terbatas pada bidang pertambangan dan energi). Kegiatan utama Capitalinc saat ini adalah sebagai perusahaan investasi yang berinvestasi dalam sektor keuangan dan energi, terutama minyak dan gas bumi.

4. PT Visi Media Asia Tbk (VIVA)

Dilansir Wikipedia, Minggu, (23/2) PT Visi Media Asia Tbk atau disebut VIVA (IDX: VIVA) adalah kelompok usaha media milik Bakrie Group yang didirikan sejak tahun 2004. Kelompok usaha ini memiliki stasiun televisi antv, tvOne, viva+ dan SportOneserta portal berita online VIVA.co.id. Komisaris Utamanya adalah Rachmat Gobel dan Direktur Utamanya adalah Anindya Bakrie. Pada tahun 2011,VIVA Group mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia.


5. PT Benakat Petroleum Tbk (BIPI)

Dilansir website resminya, PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk (selanjutnya disebut sebagai “Perseroan”) merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang infrastruktur sumber daya energi terintegrasi di Indonesia. Perseroan didirikan pada 19 April 2007 dengan nama PT Macau Oil Engineering and Technology di Jakarta berdasarkan Akta Pendirian No. 4 tanggal 19 April 2007 yang dibuat di hadapan Notaris Elvie Sahdalena S.H., M.H., Notaris di Kotamadya Bekasi dan telah disahkan berdasarkan keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia pada tanggal 25 Juni 2007 melalui Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia nomor W8-01763.AH.01.01-TH.2007.

Pada 30 September 2009, PT Macau Oil Engineering and Technology resmi mengubah namanya menjadi PT Benakat Petroleum Energy Tbk sesuai dengan Akta No. 133 tanggal 30 September 2009 yang dibuat di hadapan Notaris Humberg Lie, S.H., S.E., M.Kn. di Tangerang. Selanjutnya, pada 11 Februari 2010, Perseroan memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) kepada masyarakat sebanyak 11.500.000.000 dengan nilai nominal Rp100 per saham dengan harga penawaran Rp140 per saham. Perseroan pun tercatat secara resmi sebagai perusahaan terbuka di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode perdagangan “BIPI”.

Dalam upaya memperkuat identitas Perseroan di bidang infrastruktur sumber daya energi terintegrasi dan mengembangkan bisnis secara progresif dan berkelanjutan, maka PT Benakat Petroleum Energy Tbk memutuskan untuk melakukan perubahan nama menjadi PT Benakat Integra Tbk pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa pada 2 Oktober 2013. Perubahan nama tersebut dituangkan dalam Akta No. 14 tanggal 2 Oktober 2013 yang dibuat di hadapan Notaris Humberg Lie, S.H., S.E., M.Kn.

Pada 2017, Perseroan memiliki 3 (tiga) entitas usaha dan 1 (satu) unit bisnis yang berfungsi untuk mendukung pertumbuhan kinerja Perseroan secara berkelanjutan. Perseroan terus berupaya memperluas bidang usaha Perseroan dengan melakukan diversifikasi produk dan jasa yang terintegrasi di bidang sumber daya energi.

Setelah mengalihkan fokusnya dari eksplorasi sumber daya alam menjadi pembangunan infrastruktur, PT Benakat Integra berganti nama menjadi PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk. Keputusan ini disetujui oleh para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), yang diadakan pada 9 Mei 2018, dan terdaftar di Akta No. 14 tanggal 9 Mei 2018.

6. PT Kertas Basuki Rahmat Tbk (KBRI).

Menurut catatan Wikipedia, PT. Kertas Basuki Rachmat Indonesia, Tbk (IDX: KBRI) adalah suatu badan usaha berbentuk Perseroan yang saat ini sudah berstatus sebagai perusahaan publik, dengan produk utama berupa pulp dan kertas.

Dimulai dari bisnis minyak bumi di bawah perusahaan PT Petroneks, dan berganti nama pada tanggal 9 April 1979 menjadi PT Indhasana, perusahaan ini telah dikenal dengan baik di kalangan industri kertas.

Seiring dengan pertumbuhan dan peluang bisnis perusahaan, PT Indhasana mengawali industri kertas dengan mengakuisisi dua pabrik kertas berlokasi di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Yaitu, PT Kertas Basuki Rahmat (KBR) yang berlokasi di Banyuwangi, dan PT Kertas Blabak (PT KBM) berlokasi di Magelang.

Kedua perusahaan ini sekarang berada di bawah pengawasan PT Kertas Basuki Rahmat Indonesia (PT KBRI), yang sebelumnya bernama PT Indhasana.(Kontan)

(Ricardo Ronald\Yudi Rachman)

Share:




Berita Terkait

Komentar