Inilah 5 Pengusaha Indonesia yang Kuasai Klub Sepak Bola Asing

Minggu, 23/02/2020 17:31 WIB
Ustaz Yusuf Mansur, Foto: duta

Ustaz Yusuf Mansur, Foto: duta

law-justice.co - Sepak bola bukan hanya olahraga paling populer di dunia, beberapa pengusaha Indonesia menjadikannya investasi dengan membeli saham beberapa klub di luar negeri atau asing.

Tidak bisa dipungkiri, sepak bola bisa menjadi cerminan status sosial dan menjadi identitas diri. Di Inggris misalnya, sepak bola selalu jadi cara terbaik untuk membuka obrolan dengan warga setempat. 

Kepemilikan sebuah klub sepak bola telah menembus batasan-batasan tradisionalnya. Ini juga yang mungkin menjadi salah satu penyebab gesekan antara pemilik klub dengan suporter dan masyarakat lokal, karena dinilai tidak mewakili semangat sosial setempat.

Di Indonesia, sebagian besar klub sepak bola masih bergantung pada pemerintah daerah. Pun demikian dengan status kepemilikan. Di negara ini, adalah hal yang lumrah bagi klub sepak bola untuk, maaf, `menetek` pada struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Masih sedikit sekali klub sepak bola yang dimiliki secara perorangan.

Meskipun demikian, Indonesia tidak pernah kekurangan orang kaya yang gila sepak bola. Tidak tanggung-tanggung, para taipan ini malah mengakuisisi klub sepak bola mancanegara yang katanya lebih profesional dari sisi pengelolaan maupun manajemen organisasi.

Satu hal yang bisa dipastikan, prinsip ekonomi bermain dalam konteks ini bisnis. Lantas, siapa saja deretan orang tajir di Tanah Air yang memiliki klub sepak bola di luar negeri? Berikut Tagar rangkumkan lima nama taipan sukses pemilik klub sepak bola mancanegara.

1. Yusuf Masyur

Yusuf Mansur

Yusuf Mansur (Foto: Facebook Yusuf Mansur).

Yusuf Mansyur dikenal luas masyarakat Indonesia sebagai dai kondang. Tapi jangan salah, ustad gaul ini juga penggila olah raga si kulit bundar. Melalui perusahaan miliknya, yaitu PT Veritra Sentosa Internasional atau Paytren, ia dikabarkan mengakuisisi 10 persen saham klub sepak bola Lechia Gdansk asal Polandia.

Lechia Gdansk sendiri merupakan klub profesional yang bermain di kasta teratas kompetisi negara itu. Prestasi terbaik klub asal kota Lechia ini terjadi pada musim 2018-2019 lalu dengan sukses menyabet piala liga.

Dalam perjalanannya, logo Paytren juga terpampang di jersey resmi Lechia Gdansk sebagai sponsor terbesar kedua klub. Seolah aji mumpung, Ustad Yusuf Mansyur turut memboyong The Wonder Kid Egy Maulana Vikri untuk bermain di klub dengan warna kebesaran putih-hijau tersebut. Malahan, Egy diberi kepercayaan mengenakan nomor punggung keramat 10.

2. Iman Arif

Iman Arif5 Pengusaha Indonesia Kuasai Klub Sepak Bola Asing. (Foto: pemilu.asia)

Mungkin nama yang satu ini kurang familiar bagi kebanyakan orang. Akan tetapi bagi pecinta bola sejati, Iman Arif merupakan satu dari sedikit Warga Negara Indonesia (WNI) yang tercatat sebagai pemilik klub sepak bola asing. Bersama dengan Cronus Sports Management, Iman sukses menjadi bos Leicester City berkat pencaplokan 20 persen saham klub asal Inggris tersebut pada 2010.

Belakangan, pengusaha spesialis olahraga ini diketahui melepas kepemilikannya di Leicester City satu tahun kemudian, atau tepatnya sekitar 2011. Boleh jadi, jika Iman mau bersabar dan menunggu hingga 2016, namanya dipastikan akan berkibar bersama mendiang Vichai Srivaddhanaprabha karena klub tersebut menjadi juara Liga Inggris. Dan tentu saja, valuasi saham yang dimilikinya akan berlipat ganda berkat prestasi Leicester City.

3. Sihar Sitorus

Sihar Sitorus5 Pengusaha Indonesia Kuasai Klub Sepak Bola Asing. (Foto: Facebook/The Real Sihar Sitorus)

Pengusaha sukses Tanah Batak ini dikabarkan menjadi pemilik klub asal Belgia FC Verbroedering Dender. Proses akusisi sendiri terjadi pada 2018 silam. Salah satu alasan Sihar membeli klub yang bermain di kasta ketiga Belgia itu adalah pola pembinaan berjenjang yang cukup baik di FC Verbroedering.

Selain itu, tokoh sepak bola nasional tersebut juga memberikan kesempatan kepada talenta terbaik asal Sumatera Utara untuk bergabung dalam program latihan langsung di Belgia.

Hingga berita ini diturunkan, belum diketahui secara pasti berapa kocek yang mesti dikeluarkan Sihar untuk mencatatkan namanya dalam struktur kepemilikan klub semi profesional itu.

4. Bakrie Grup

Aburizal Bakrie

Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie

Kelompok usaha yang tergabung dalam Bakrie Grup menyatakan diri sebagai pemilik klub juara liga Australia, yaitu Brisbane Roar. Kabar pada Oktober 2011 tersebut sontak membuat khalayak di Tanah Air cukup terkejut. Pasalnya, Bakrie Grup selama ini lekat dengan klub sepak bola lokal Pelita Jaya.

Melalui skema pengambilalihan saham, entitas usaha pimpinan Abu Rizal Bakrie itu sukses mengakuisisi 70 persen saham klub yang bermarkas di Suncorp Stadium. Bahkan pada 2012, Brisbane Roar mengkonfirmasi lewat laman resmi bahwa klub telah sepenuhnya dimiliki oleh Bakrie Grup

5. Erick Thohir

Erick ThohirMenteri BUMN Erick Thohir berbicara di hadapan peserta MilenialFest 2019. (Foto: Antara/Nova Wahyudi)

Nama terakhir ini mungkin menjadi sorotan paling utama. Bagaimana tidak, bos Mahaka Grup itu sukses menjadi pemilik sekaligus presiden klub sarat prestasi, Internazionale Milano atau Inter Milan.

Melalui International Sport Capital HK Ltd., Erick membeli 70 persen saham klub pada 2013 dengan perkiraan nilai mencapai 250 juta Euro atau setara Rp 3,9 triliun.

Dibawah kepemimpinannya, Inter Milan berhasil keluar dari belitan finansial dengan membukukan laba operasional sebesar US$ 160 juta pada 2014. Capaian tersebut melonjak 170 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang diketahui minus puluhan juga dolar.

Tiga tahun berselang atau tepatnya pada 2016, Erick kemudian menjual 38,95 persen senilai 200 juta Euro (Rp 2,7 triliun) sahamnya kepada Suning Holding Group asal China.

Tepat pada 2019, pria yang saat ini tercatat sebagai Menteri BUMN itu akhirnya melepas seluruh kepemilikan sahamnya di Inter Milan kepada Lion Rock Capital dengan valuasi 150 juta Euro atau Rp 2,4 triliun. Jika dihitung, Erick berhasil menangguk untung tidak kurang dari 100 juta Euro (Rp 1,2 triliun) dalam enam tahun di klub berjuluk il Nerazzurri titu.  

Sumber: Tagar.id

(Hidayat G\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar