Ulama Papua Sebut BPIP Dinahkodai Orang Tak Waras
Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi. (Antara).
Jakarta, law-justice.co - Hingga saat ini, pernyataan kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Prof Yudian Wahyudi masih menjadi polemik dikalangan masyarakat.
Kali ini yang mengritik keras ialah Ulama asal Papua Ustadz Fadlan R Garamatan.
Lewat akun twitter pribadinya, ustaz yang merupakan putra asli Papua itu menyebut Kepala BPIP tidak waras atau gila terkait pernyataannya beberapa waktu lalu.
“Negara sedang panen orang gila, ada prof gila yang diangkat menjadi nakoda BPIP,” kata Ustadz Fadlan di akun Twitter-nya @fadlannuuwaar.
Bahkan kata dia, keberadaan Kepala BPIP Yudian Wahyudi akan memperlihatkan banyak orang gila menjadi pemimpin di Indonesia.
“Semakin yakin bahwa kita akan melihat orang gila dimana-mana tanah air yang merdeka karena Rahmat Allah, kini kotor, bau, jijik dengan orang orang tidak jelas tujuan dalam NKRI ini,” ujarnya.
Negara sedang Panen Orang Gila, Ada Prof Gila yang di angkat menjadi Nakoda BPIP, semakin yakin bahwa kita akn melihat orang Gila dimana mana tanah air yg merdeka karena rahamat Allah, kini kotor, bau, jijik dgn orang orang tidak jelas tujuan dalam NKRI ini.
— Fadlan R Garamatan (@fadlannuuwaar) February 12, 2020
Sebelumnya Yudian Wahyudi menyetujui penggunaan Salam Pancasila daripada Assalamu’alaikum di tempat publik.
“Kalau kita salam setidaknya harus ada lima sesuai agama-agama. Ini masalah baru kalau begitu. Kini sudah ditemukan oleh Yudi Latif atau siapa dengan Salam Pancasila. Saya sependapat,” kata Ketua Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi dalam wawancara di detik.com beberapa waktu lalu.
Menurut Yudian, sebelum reformasi sangat nyaman dengan salam nasional. “Sejak reformasi diganti Assalamu’alaikum di mana-mana tidak peduli, ada orang Kristen, Hindu hajar saja dengan Assalamu’alaikum,” ungkapnya. (harianaceh).
Komentar