Akibat Makan Buah Dekat Lokasi Radioaktif, 2 Warga Terkontaminasi

Jum'at, 21/02/2020 16:58 WIB
Lokasi Radiasi Nuklir di Perumahan Batan, Serpong, Tangsel (WowKeren)

Lokasi Radiasi Nuklir di Perumahan Batan, Serpong, Tangsel (WowKeren)

Jakarta, law-justice.co - Dua warga di Perumahan Batan Indah, Kademangan, Setu, Tangerang Selatan diduga terkontaminasi zat radiasi nuklir atau radioaktif. Mereka diduga makan buah yang letaknya di sekitar tanah yang sudah tercemar radiasi nuklir.

Seperti diberitakan sebelumnya, dua dari sembilan warga Batan Indah, terbukti terkontaminasi zat radioaktif setelah diperiksa whole-body counting (WBC). Namun, kontaminasi pada dua warga Batan Indah itu diyakini tidak berdampak biologis karena dosisnya di bawah NDB.

Sekretaris Utama Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten), Hendrianto Hadi Tjahyono, menduga dua warga yang terkontaminasi itu akibat memakan buah dari pohon di sekitar area sumber radiasi. Beberapa pohon sudah dinyatakan terkontaminasi karena menyerap zat radioaktif melalui akarnya.

"Saya kira kalau kontaminasi itu bukan terpapar. Kontaminasi mungkin saja dia pernah kan di situ ada tanaman, misalkan tanaman jeruk, mungkin saja dia pernah memetik jeruk itu meminum jeruk itu," ujar Hendrianto di Kantor Pemkot Tangsel, Jalan Maruga, Ciputat, Jumat (21/2/2020).

Hendrianto mengatakan, sembilan orang yang diperiksa itu adalah warga yang tinggalnya berdekatan dengan area sumber radiasi.

"Orang-orang yang random terpilih, yang tinggal di rumah-rumah terdekat dengan lokasi," ujarnya.

Lazim digunakan di pabrik baja

Kepala Bagian Komunikasi Publik dan Protokol Basan Pengawas Teknologi Nuklir (Bapeten) Abdul Qohhar mengatakan zat radioaktif Cesium 137 yang ditemukan di Perum BATAN Indah Serpong Tangerang Selatan lazim digunakan pabrik kertas dan baja.

Ia mengatakan Cesium 137 tersebut biasanya dimanfaatkan untuk mengukur ketebalan kertas dan baja meski juga bisa digunakan untuk kepentingan lain.

"Jadi untuk Cesium 137 ini biasanya digunakan untuk keperluan industri biasa. Jadi saya ambil contoh dua industri yang biasa menggunakan radioaktif dan antara lain Cesium itu misalkan pabrik kertas dan pabrik baja. Jadi untuk melihat ketebalan kertas yang diproduksi apakah itu sama atau tidak melihat ketebalan baja dan denstitas baja yang diproduksi itu sama atau tidak salah satunya menggunakan Cesium dan juga menggunakan sumber yang lain," kata Abdul di Perum BATAN Indah Serpong Tangerang Selatan pada Minggu (16/2/2020).

Meski begitu ia mengatakan perlu ada proses investigasi lebih lanjut untuk memastikan asal dari Cesium 137 yang ditemukan di Perum BATAN indah Serpong Tangerang Selatan.

Pimpinan Badan Pengawas Teknologi Nuklir (Bapeten) telah menginstruksikan dimulainya investigasi terkait ditemukannya daerah yang terpapar zat radioaktif di Perum BATAN Indah Serpong Tangerang Selatan.

Kepala Bagian Komunikasi Publik dan Protokol Bapeten Abdul Qohhar mengatakan langkah awal yang dilakukan dalam proses investigasi tersebut adalah dengan mengumpulkan data perizinan terkait dengan penggunaan zat radioaktif Cesium 137 dari seluruh Indonesia.

"Dimulai misalnya dengan mengumpulkan data perizinan dulu. Jadi kita ingin tahu pengguna Cesium 137 di seluruh indonesia itu berapa banyak dan siapa saja," kata Qohhar di Perum Batan Indah Serpong Tangerang Selatan pada Minggu (16/2/2020).

Selanjutnya, proses investigasi akan dilanjutkan dengan penambahan data lapangan dan hasil proses forensik nuklir oleh Batan.

"Dan juga mungkin proses lidik sidik yang dilakukan oleh teman-teman Polri. Itu nanti mudah-mudahan hasil investigasinya bisa diperoleh," kata Abdul.

Meski begitu ia mengatakan saat ini tim Bapeten dan Batan masih fokus untuk memastikan keselamatan warga di sekitar lokasi dengan melakukan pengangkutan sisa tanah yang terpapar radioaktif.

Ada oknum buang sembarangan

Ditemukan adanya paparan radiasi nuklir di Perumahan BATAN Indah, Kademangan, Setu, Tangerang Selatan. Diduga, serpihan sumber radioaktif tersebut dibuang oleh oknum yang tak bertanggung jawab.

Hal itu diungkapkan Kepala Biro Hukum, Kerja Sama, dan Komunikasi Publik Bapeten, Indra Gunawan, saat ditemui di lokasi, Sabtu (15/2/2020). Indra menegaskan, Kompleks Batan Indah bukanlah permukiman tempat kegiatan pemanfaatan nuklir.

"Jadi seharusnya memang tidak boleh ada seperti ini, jadi ini limbah atau sumber baru, tidak boleh ada di sini," ujarnya.

Hal itu menegaskan bahwa serpihan penyebar radioaktif tersebut diletakkan oleh sesaorang dari luar perumahan.

"Jadi kalau pertanyaannya Ini kenapa ada di sini, jalannya kan enggak bisa jalan sendiri ke sini kan artinya ada oknum atau siapapun yang kita belum tahu Yang entah membuang atau meletakkan di lokasi tersebut," ujarnya.

Sosok pembuang serpihan itu juga sedang diinvestigasi, dari sudut pemeriksaan secara laboratorium, maupun orang yang membuangnya.

"Ini yang sedang kami investigasi dari objek yang ada. Adakah informasi lanjutan yang bisa kita timdak lanjut. Kita juga sidah berkoordinasi dengan kepolisian setempat untuk investigasi awal," ujarnya.

"Tapi ini masih perlu hasil dari lab teknisnya Batan, ini sebenarnya produknya siapa dan seterusnya," tutupnya.

Lingkungan yang diduga terkontaminasi pun sudah dikelilingi garis kuning. Warga dilarang melintas dengan alasan keselamatan. (Tribunnnews)

 

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar