Kalau Erick Tak Dipecat, Gerindra: Saham BUMN Akan Tambah Tengkurap

Jum'at, 21/02/2020 09:36 WIB
Presiden Jokowi dan Menteri BUMN Erick Thohir. (infosulsel.com)

Presiden Jokowi dan Menteri BUMN Erick Thohir. (infosulsel.com)

Jakarta, law-justice.co - Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Arief Poyuono mendesak Presiden Jokowi memasukkan nama Menteri BUMN Erick Thohir dalam rencana reshuffle kabinet dalam waktu dekat.

"Kalau Erick Thohir nggak dipecat sama saya jamin saham emiten BUMN yang melantai di bursa saham akan tambah tengkurap," kata Arief melalui pesan elektronik, Kamis (20/2/2020).

Menurut Arief Poyono, Menteri Erick kerap melontarkan pernyataan kontraproduktif tentang perusahaan pelat merah yang bisa menurunkan kepercayaan investor di pasar modal.

Pernyataan ngawur terakhir yang disampaikan Erick, sebut dia, terkait PT Telekomunikasi Indonesia Tbk atau Telkom. Erick mengatakan Telkom tidak bisa bergantung pada PT. Telekomunikasi Selular atau (Telkomsel) padahal 70 persen pendapatan Telkom saat ini didapat dari dividen dan laba anak usahanya itu.

Menurut Arief, pernyataan ini makin membuktikan Erick Thohir tidak punya kemampuan dan tidak mengerti soal korporasi BUMN. Sudah jelas-jelas Telkom yang melahirkan Telkomsel dan besarnya Telkomsel akibat network dan coveragenya Telkom.

"Pernyataan Erick Thohir yang kurang mutu itu terbukti memunculkan sentimen negatif terhadap emiten Telkom baik di bursa saham New York maupun Indonesia yang membuat market cap Telkom jatuh hingga 21 triliun. Harga saham TLKM dari 3800 rupiah per lembar turun menjadi 3590," sebut Arief Poyuono.

Diantara kesalahan Erick lainnya, tambah Arief Poyuono, mengangkat Dana Amin sebagai dirut PT Aneka Tambang Tbk atau yang biasa disebut dengan PT Antam.

Dana yang merupakan mantan Direktur Operasional PT Pelindo II disebut-sebut terkait dengan dugaan korupsi pengadaan tiga unit quay container crane (QCC) atau mesin derek besar kontainer yang kasusnya saat ini tengah bergulir di KPK.

"Kedua, Erick Thohir mengangkat direktur utama Antam tapi tidak menelusuri rekam jejaknya. Sangat mungkin Dana Amin berstatus TSK (tersangka)," tegasnya.

Dan terbukti, saham Antam berkode ANTM per hari ini turun 120 rupiah per lembarnya dibandingkan pada hari saat nama Dana diumumkan sebagai dirut, 19 Desember lalu.

"Sangat mungkin Dana Amin berstatus TSK (tersangka), makanya nanti saham Antam juga akan drop alias nyungsep. Dari 830 rupiah/lembar saham sejak 19 Desember 2019 dan hari ini menjadi 710 rupiah/lembar saham," demikian kata Arief Poyuono. (Katta.id).

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar