Ini Kata Dirut Telkom Soal Sindiran Menteri BUMN Erick Thohir

Kamis, 20/02/2020 13:30 WIB
Direktur Utama PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) Ririek Adriansyah. (warta ekonomi)

Direktur Utama PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) Ririek Adriansyah. (warta ekonomi)

Jakarta, law-justice.co - Direktur Utama PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) Ririek Adriansyah buka suara terkait komentar Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir terkait wacana pembubaran BUMN tersebut.

Pernyataan tersebut disampaikan Ririek saat menjawab pertanyaan beberapa anggota Komisi VI terkait pernyataan Erick Thohir tersebut.

"Beliau ingin Telkom bertransformasi ke depan. Kami sudah punya rencana itu, tapi beliau ingin lebih cepat lagi," kata Ririek saat menghadiri Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta, Rabu (19/2) malam.

Selain itu, perusahaan juga berkomitmen untuk melalukan inovasi untuk mengembangkan bisnis di Indonesia.

Saat ini, perusahaan tengah agresif memodernisasi jaringan telekomunikasi dengan menggunakan teknologi 100 persen berbasis fiber optik di kota dan kabupaten seluruh Indonesia, sekaligus mempersiapkan layanan 5G.

Dalam kesempatan terpisah Direktur Network & IT Solution Telkom Zulhelfi Abidin mengungkapkan program modernisasi yang dikenal dengan istilah Modern Broadband City itu merupakan bentuk komitmen perseroan untuk meningkatkan kualitas layanan Information & Communication Technology (ICT) bagi masyarakat serta mempercepat terwujudnya digitalisasi Indonesia.

"Pada era digital saat ini, tergelarnya infrastruktur 100 persen fiber optik itu diharapkan dapat menjawab kebutuhan masyarakat terhadap layanan broadband berkualitas, sehingga masyarakat dapat menikmati layanan digital yang jauh lebih baik," ujar Zulhelfi Abidin dalam keterangan resmi.

Modernisasi jaringan ke fiber optik itu akan menjadi landasan penting dalam penyediaan layanan digital baik digital platform maupun services, yang dapat diakses melalui jaringan fixed broadband maupun seluler berkecepatan tinggi 3G/4G. Hal ini sekaligus menjadi langkah perseroan dalam menyiapkan layanan 5G.

Sebelumnya, Erick meminta Telkom untuk berubah menghadapi disrupsi teknologi. Pasalnya, era disrupsi teknologi tidak bisa dihentikan dan menjadi komponen penting berjalannya suatu bisnis.

Erick menegaskan Telkom tidak bisa bergantung pada pendapatan PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel). Saat ini, sebesar 70 persen pendapatan Telkom berasal dari dividen dan laba Telkomsel.

"Mendingan enggak ada Telkom. Langsung aja (Telkomsel) dimilik Kementerian BUMN. Dividennya jelas. Karena itu, kami berharap ke depannya Telkom berubah," ujarnya, Rabu (12/2) lalu. (CNNIndonesia.com).

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar