Dirut Bulog Ungkap Tempat Persembunyian Mafia Beras

Rabu, 19/02/2020 21:32 WIB
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Foto: Detik)

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Foto: Detik)

Jakarta, law-justice.co - Keberadaan mafia beras di Indonesia begitu terasa. Hal itu sering terjadi ketika munculnya kebijakan impor yang selalu merugikan para petani.

Pada hari ini, Direktur Utama Perum BULOG Komisaris Jenderal Polisi (Purn) Budi Waseso kembali buka-bukaan soal keberadaan mafia beras. Hal itu disampaikan Buwas selepas acara ngopi bareng sekaligus grand launching peluncuran Kopi Jenderal di lobi kantor pusat Perum BULOG, Jakarta, Rabu (19/2/2020).

Dalam kesempatan itu Buwas ditanya perihal stok beras Perum BULOG yang berada dalam posisi aman jelang Lebaran. Berdasarkan data, saat ini stok beras Perum BULOG mencapai 1,8 juta ton. Jika stok sudah aman, apakah ada peluang bagi mafia untuk bermain?

"Mafia kan cari peluang terus," ujarnya.

Di mana mafia itu mencari peluang? Buwas menuturkan mafia itu juga ada dalam program pemerintah seperti Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). BPNT adalah bantuan sosial pangan dalam bentuk non-tunai dari pemerintah yang diberikan kepada kelompok penerima manfaat setiap bulannya melalui mekanisme akun elektronik yang digunakan hanya untuk membeli bahan pangan di pedagang bahan pangan/e-warong yang bekerja sama dengan bank.

"Itu (program BPNT) kan masih dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok mafia," kata Buwas.

Bukan kali ini saja Buwas menyinggung program BPNT. Sebelumnya selepas rapat koordinasi bidang pangan di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (18/9/2019), Ia mengingatkan penjahat yang memanfaatkan program tersebut.

"Saya ini mantan polisi, jadi jangan dipakai main-main, saya akan buktikan kejahatan-kejahatan selama ini untuk program BPNT itu sangat luar biasa," kata Buwas, mantan Kepala Badan Narkotika Nasional itu. (cnbcindonesia)

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar