Pramono Sebut Berita Sarankan Jokowi Tak ke Kediri Sudah Melenceng

Senin, 17/02/2020 20:43 WIB
Sekretaris Kabinet Pramono Anung (Detik).

Sekretaris Kabinet Pramono Anung (Detik).

Jakarta, law-justice.co - Berita tentang Presiden dilarang pergi ke Kediri agar tak dilengserkan seperti Gus Dur beredar pada hari ini, dan bahkan begitu ramai. Sebagai orang yang menyampaikan hal itu sebagai mitos, Sekretaris Kabinet Pramono Anung menilai, berita yang beredar sudah melenceng dari substansinya.

Pramono menyatakan omongannya itu dalam konteks guyonan dan tetap menyadari bahwa mitos itu hidup di Kediri.

Awalnya, kata Pramono, dirinya mendengar sambutan Pengasuh Ponpes Lirboyo Kediri KH Abdullah Kafabihi Mahrus yang menyampaikan apabila ada presiden, wakil presiden atau para pejabat datang ke Kediri, pasti menemukan nasib kurang baik.

Namun, lanjut Pramono, KH Abdullah menyatakan ada penangkalnya, yaitu berziarah ke makam Syekh Wasil Syamsudin di Kediri.

"Kan biasa suasana NU itu ger-geran, ketawa dan sebagainya. Dalam sambutan saya sampaikan, saya lahir dan besar di Kediri sehingga saya tahu persis bahwa mitos itu memang ada. Karena yang diundang dalam acara reuni akbar dan muktamar itu Pak Wapres (Ma`ruf Amin), sambil bercanda saya bilang kalau Pak Wapres monggo saja mau datang karena diundang dan beliau kiai, beliau tahu penawarnya. Semua orang juga ketawa," kata dia di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (17/2).

"Kemudian waktu di-framing beritanya Pak Jokowi takut ke Kediri, kan kami tahu presiden kami ini tidak takut ke mana-mana. Mau ke mana saja, ke Afghanistan saya juga mendampingi. Apalagi hanya ke Kediri. Saya melihat berita sudah melenceng jauh dari substansi awal," jelas dia.

Pramono juga melontarkan guyonan kepada KH Ma`ruf Amin bahwa mitos itu tidak akan mempan. Sebab, KH Ma`ruf merupakan salah satu tokoh NU dan ziarah ke makam tersebut. (jpnn)

(Nikolaus Tolen\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar