Saat Perempuan Merokok di Depan Umum Jadi Fenomena Baru di Saudi

Senin, 17/02/2020 13:13 WIB
Perempuan Saudi menghisap hookah (Arab News)

Perempuan Saudi menghisap hookah (Arab News)

Jakarta, law-justice.co - Saat bersantai di kursi disebuah kafe di Riyadh dan setelah melihat sekeliling dengan cermat, serta melihat tak ada siapa pun yang dia kenal, Rima memulai menghisap rokok elektroniknya. Ini adalah fenomena baru kebebasan para perempuan Arab Saudi.

“Bagi saya, merokok di depan umum adalah simbol kebebasan. Saya senang sekarang dapat memilih melakukan itu, ”kata perempuan berusia 27 tahun, yang bekerja di sebuah perusahaan swasta di ibu kota itu dikutip AFP, Ahad (16/1).

Seperti layaknya para feminis Barat di awal abad ke-20, selama perubahan sosial di Arab Saudi telah melihat beberapa perempuan mulai mencoba-coba merokok. Menghisap pipa shisha atau vaping dianggap sebagai simbol emansipasi.

Seorang perempuan merokok di depan umum mulai menjadi pemandangan biasa di Saudi dalam beberapa bulan terakhir. Sebuah hal yang tidak pernah dibayangkan sebelum dimulainya reformasi yang diperkenalkan di negara yang menganut sistem monarki ini.

Pemerintah de facto, Pangeran Mohammad bin Salman (MBS), telah menerapkan berbagai reformasi ekonomi dan sosial untuk membawa citra Saudi lebih moderat dan ramah bisnis.

Salah satu kebijakanya, perempuan diizinkan untuk mengemudi, menghadiri acara olahraga, konser dan memiliki paspor tanpa persetujuan wali pria.

Rima, yang telah merokok selama dua tahun terakhir menepis kekhawatiran akan dampak bahaya tembakau. Rima tak menyangkal keluarganya akan mengetahui ini. Meski demikian ia telah siap menghadapinya.

“Saya tidak akan menjelaskan kepada mereka bahwa ini adalah tentang kebebasan pribadi. Mereka tidak akan pernah mengerti bahwa perempuan juga bebas untuk merokok seperti pria,” katanya.

Seperti halnya Rima, Najla (26), yang meminta namanya disamarkan, mengatakan bahwa meskipun ada perubahan sosial yang cepat, standar ganda tetap masih ada. Sampai saat ini masih ada anggapan perempuan merokok adalah sebuah “skandal dan aib”.

Satu-satunya perempuan yang merokok di antara pria di meja di kafe ini mengatakan dirinya bermaksud “menantang masyarakat”.

“Hak saya akan sepenuhnya dihormati jika keluarga saya menerima saya sebagai perokok,” katanya.

Najla mengaku telah mulai merokok saat berstatus sebagai pelajar sekolah. Menurutnya, diperkirakan 65 persen pelajar SMA di Saudi merokok secara diam-diam, mengutip sebuah studi tahun 2015 yang dilakukan fakultas kedokteran di Universitas King Abdulaziz yang dikutip oleh Arab News. (indonesiainside.id).

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar