Laba BTN Turun Drastis Hingga 92% Jadi Rp209 M, Kenapa?

Senin, 17/02/2020 10:25 WIB
Bank BTN (Semarak.co)

Bank BTN (Semarak.co)

Jakarta, law-justice.co - Laba bersih PT Bank Tabungan Negara (Persero) (BTN/BBTN) mengalami penurunan drastis.

Pada periode 2019, laba BTN hanya mencapai Rp 209 miliar atau turun lebih dari 92% ketimbang perolehan laba 2018 yang mencapai Rp 2,81 triliun.

Penurunan laba bersih karena peningkatan pencadangan, dan `bersih-bersih` kredit karena kualitas yang memburuk.

"Ada beberapa faktor. Beratnya tantangan 2019 membuat BTN bebenah. Kita lakukan beberapa aksi salah satunya pencadangan untuk memperbaiki kinerja ke depan,` kata Direktur Keuangan BTN Nixon Napitupulu saat berbincang dengan media di Jakarta, Minggu (16/2/2020).

Pendapatan bunga BTN tercatat Rp 25,6 triliun atau naik dari periode sebelumnya yang mencapai Rp 22,81 triliun. Sayangnya beban bunga meningkat menjadi Rp 16,54 triliun dari 2018 sebesar Rp 12,62 triliun.

"Tightening liquidity. Likuiditas ketat di 2019 mengakibatkan perhimpunan DPK semakin kompetitif yang berdampak pada pricing DPK dan meningkatkan sumber pendanaan bank dari non-DPK. Beban bunga naik," ujar Nixon.

BTN mencatat pendapatan bunga bersih Rp 9,08 triliun di 2019 atau turun 12,41% dibanding 2018.

Pada 2019, BTN mengalokasikan CKPN alias pencadangan sebesar Rp 6,1 triliun karena implementasi PSAK 71. CKPN ini meningkat dari 2018 yang hanya sebesar Rp 3,3 triliun. Alokasi CKPN ini membawa Rasio Permodalan (CAR) menjadi 18,26% di 2019.

"CKPN pada PSAK 71 harus dipenuhi hampir Rp 3 triliun. Ini juga salah satu faktor laba kita menurun. Kita bentuk cadangan dahulu tahun 2019," katanya. "Jika melihat laba sebelum CKPN, maka pada 2019 laba BTN Rp 4,0 triliun," lanjut Nixon.

Pada 2019, dikatakan Nixon, BTN juga melakukan downgrade kredit berkualitas rendah, atau loan at risk terutama di segmen komersial high rise (apartemen).

NPL gross BTN tercatat naik menjadi 4,8% pada 2019 dari 2,8% di 2018.

"Penurunan kualitas kredit terjadi akibat melambatnya penjualan apartemen dan berdampak pada NPL. Namun NPL net BTN masih di kisaran 2%," kata Nixon.

Kucuran kredit BTN di 2019 khusus apartemen mencapai Rp 11 triliun hingga Rp 12 triliun dan NPL-nya mencapai Rp 1 triliun lebih.

"2020 ini kita tidak lagi membiayai apartemen kecuali rusun TOD atau Transit Oriented Development dan ke BUMN," jelasnya.

Aksi downgrade kredit BTN ini membuat NIM atau margin bunga bersih BTN 3,32% di 2019.

BTN pada 2020 siap meluncurkan beberapa strategi meningkatkan kinerja. Di antaranya, Nixon mengatakan memperkuat collection management system, kerja sama pendanaan untuk pembiayaan housing, meningkatkan CASA melalui aktifasi rekening tabungan akun transaksional.

"BTN juga akan rebranding tabungan BTN dengan image digital, kemudahan transaksi dan ekosistem digital," ujarnya.

Pada 2020, BTN mengincar pertumbuhan kredit 8-10% dan porsi DPK 13-15%. Sementara NPL akan dijaga di 3-3,5% dan menargetkan laba di kisaran Rp 2,5 triliun sampai Rp 3 triliun di 2020.

"Buku sudah bersih, pencadangan penuh. BTN siap berlari ke depan," kata Nixon. (CNBCIndonesia.com).

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar