Dinasti Politik Marak, Rizal Ramli: Benar-benar Sangat Menyedihkan!

Minggu, 09/02/2020 12:49 WIB
Rizal Ramli (law-justice.co/Teguh Vicky Andrew)

Rizal Ramli (law-justice.co/Teguh Vicky Andrew)

Jakarta, law-justice.co - Tokoh nasional Rizal Ramli merespon dengan temuan Nagara Institute bahwa dinasti politik di Indonesia masih terus terpelihara pasca tumbangnya rezim Orde Baru.

Dia mengaku risau dan miris denga hasi temuan tersebut.

"Benar-benar sangat menyedihkan," kata Rizal, Sabtu (8/2/2020).

Nagara Institute dalam temuannya menyebutkan bahwa dinasti politik berlangsung di eksekutif dan legislatif.

Di eksekutif, sebanyak 74 kepala daerah di 25 provinsi disokong politik dinasti atau menjadi bagian dari dinasti yang berkuasa sebelumnya.

Sementara dari 575 anggota DPR periode 2019-2024, seperti dibeberkan Executive of Board Nagara Institute Akbar Faizal, Selasa 28 Januari, 174 diantaranya adalah pilihan keluarganya sendiri.

"Inilah hasil demokrasi kriminal (uang) dan kultur nepotisme (KKN) yang ditentang gerakan reformasi 1998," kata Rizal yang saat menjadi mahasiswa di ITB ditangkap dan dipenjara militer karena melawan kebijakan Soeharto yang menurutnya melenceng jauh dari cita-cita berbangsa dan bernegara.

Rizal sejak lama mememandang sistem demokrasi Indonesia adalah demokrasi kriminal karena faktanya ada ratusan kepala daerah dan anggota dewan masuk penjara akibat korupsi.

Selain melahirkan pemimpin korup, sistem demokrasi model ini melanggengkan dinasti politik.

Rizal mengatakan sistem demokrasi kriminal harus diubah dengan demokrasi yang amanah.

Pemimpin bukan dipilih karena kekuatan uang dan kultur nepotisme, tetapi berdasarkan kompetisi gagasan, kompetisi kemampuan untuk menyelesaikan masalah, karakter dan track record.

"Sudah waktunya kita ubah menjadi demokrasi yang amanah dan bekerja untuk rakyat, bukan uang dan nepotisme yang merusak bangsa," demikian kata Rizal Ramli. (katta.id).

(Ade Irmansyah\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar