Curhat Janji Kampanye Jokowi, Kader Golkar Sindir Keras Sri Mulyani

Senin, 03/02/2020 15:33 WIB
Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati (Ist)

Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati (Ist)

Jakarta, law-justice.co - Pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang mengaku perutnya terasa mules untuk memwujudkan janji kampanye Jokowi-Mar`uf saat Pilpres 2019 kemarin terus menuai kritikan. Kali ini berasal dari anggota Komisi XI DPR Mukhamad Misbakhun.

Mengutip jpnn, dia bahkan langsung membuat sejumlah twit tentang Sri Mulyani yang mengaku sakit perut ketika mendengar janji-janji kampanye Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Pemilu 2019 silam. Legislator Partai Golkar itu dalam twitnya menanyakan loyalitas menteri yang ikut menikmati jabatan di Kabinet Indonesia Maju tersebut.

“Berapa kali ikut kampanye untuk Pak Jokowi selama musim kampanye pilpres kemarin? Saat ini dia ikut duduk menikmati kekuasaan presiden yang membuat dia ‘mules-mules’,” ujar Misbakhun melalui akun @MMisbakhun di Twitternya.

Misbakhun memang tak secara eksplisit menyebut nama menteri itu. Namun, sasaran dalam twit itu mengarah kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani yang saat menjadi pembicara acara Bank Dunia di Jakarta pada Kamis lalu (30/1) sempat curhat sakit perut mendengar janji kampanye Jokowi di Pilpres 2019.

Misbakhun menambahkan, sejak awal Presiden Jokowi selalu mengingatkan seluruh pembantunya di kabinet bahwa tidak ada visi dan misi menteri. Sebab, yang ada hanya visi dan misi presiden.

Oleh karena itu Misbakhun menilai menteri yang mengaku sakit perut itu telah menyampaikan pernyataan tak pantas. “Bukan sebuah kepantasan bila ada menteri yang menyampaikan secara terbuka bahwa dia ‘sakit perut’ mewujudkan janji kampanye presiden,” tulis politikus yang dikenal getol membela kebijakan Presiden Jokowi itu.

Lebih lanjut Misbakhun mempertanyakan kepatutan seorang menteri menyampaikan curahan hatinya sebagai pembantu presiden. Mantan influencer Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi - KH Ma’ruf Amin itu malah meragukan pengakuan soal sakit perut tersebut.

“Itu sakit perut benaran atau sakit perut politik?” ujar mantan pegawai Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan itu.

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar