Kisah Kaisar Hirohito, Segala Perkataannya Dianggap Perintah Tuhan

Minggu, 02/02/2020 18:00 WIB
Kaisar Hirohito (Male)

Kaisar Hirohito (Male)

law-justice.co - Terlahir sebagai bayi yang sakit-sakitan di Tokyo, Hirohito akan tumbuh untuk menikmati atau bertahan selama 62 tahun, yang terpanjang dalam sejarah Jepang. Banyak anggota keluarga yang paling mengesankan, seperti kakek bocah lelaki itu, Kaisar Meiji yang tangguh, yang memerintah hingga 1912 dan memimpin westernisasi yang membawa Jepang keluar dari isolasi ke dunia modern. 

Kaisar di Jepang masih dianggap sebagai makhluk ilahi, Putra Surga. Pada kesempatan langka ketika dia muncul di depan umum, orang banyak di jalanan menundukkan kepala mereka dan semua jendela di atas permukaan wajib ditutup sehingga tidak ada yang bisa melakukan penghujatan memandang rendah dari atas.

Sesuai kebiasaan, seperti dikutip laman Historytoday, bayi yang baru lahir itu dicuci secara seremonial dan dibacakan sebuah teks klasik dengan lantang kepadanya dan seorang pemanah dengan pakaian antik memetik tali busur untuk mengusir roh-roh jahat. 

Setelah tujuh puluh hari ia dibawa pergi dari ibunya dan dipercayakan kepada wali, Pangeran Sumiyoshi Kawamura, seorang mantan perwira angkatan laut yang memastikan bahwa bocah itu diajari perilaku yang sesuai sebagai keturunan kaisar. 

Sebelum ia berusia empat tahun, Hirohito dikembalikan ke Istana Akasaka ayahnya di Tokyo, tempat ia tinggal bersama adik laki-lakinya. Mereka diizinkan menemui ibu mereka seminggu sekali, tetapi jarang melihat ayah mereka, yang telah mundur ke pelukan gundiknya dan menunjukkan tanda-tanda penyakit mental. 

Lima anak lelaki kecil dari keluarga berpangkat tinggi direkrut sebagai teman bermain untuk anak-anak kekaisaran. Pendidikan mereka ada di tangan seorang pendisiplin ketat bernama Kinsaku Maruo, yang sekali lagi memastikan bahwa Hirohito memahami posisinya sebagai anak kaisar. 

Ada sebuah cerita bahwa ketika anak-anak lelaki itu berbaris untuk melompat dari tembok, Maruo turun tangan untuk menghentikan Hirohito melompat, dengan alasan bahwa itu adalah tindakan yang tidak pantas untuk penguasa masa depan Jepang. 

Anak laki-laki lain lebih suka bermain dengan saudara Hirohito, Chichibu, yang bersemangat dan ramah, sementara Hirohito canggung, berpandangan pendek dan pemalu.Pada tahun 1908 sang pangeran muda ini dikirim ke kelas khusus yang hanya berisi dua belas anak laki-laki di Sekolah Peers. Mata pelajaran yang diajarkan meliputi Bahasa Inggris, geografi, menggambar, kaligrafi, menyanyi dan senam. 

Kepala sekolahnya adalah veteran yang terluka karena pertempuran, Jenderal Maresuki Nogi, yang kedua putranya terbunuh di bawah komandonya dalam pengepungan Port Arthur selama Perang Rusia-Jepang. Dia adalah inkarnasi dari bushido, kode prajurit samurai, yang dia tanam di murid-muridnya, dan hubungan yang hangat berkembang antara dia dan pangeran.

Hubungan itu putus ketika Hirohito berusia sebelas tahun, ketika Kaisar Meiji meninggal. Jenderal Nogi memanggil bocah itu, menyatakan persetujuannya atas kemajuan Hirohito dan mengatakan kepadanya bahwa ia harus selalu bekerja keras demi Jepang. 

Mereka saling membungkuk dan Hirohito meninggalkan ruangan. Nogi dan istrinya mengenakan pakaian upacara dan di depan potret Kaisar, dia menikamnya, lalu menusukkan pedang itu ke perutnya sendiri dan sebagian memotong kepalanya sendiri dalam ritual bunuh diri untuk mengikuti tuannya yang sudah mati. 

Hirohito telah belajar untuk tidak mengkhianati emosinya dan menerima berita itu dengan benar. Ayah Hirohito, Yoshihito, berhasil naik takhta sebagai Kaisar Taisho, Pada tahun 1921 Hirohito diangkat menjadi bupati. Kemudian ia berhasil duduk sebagai Kaisar pada tahun 1926. Nama yang dipilih untuk pemerintahannya adalah Showa, yang berarti `perdamaian yang tercerahkan.

Tak Sudi berbicara di depan umum

Kaisar Jepang zaman kisruh-kisruh Perang Dunia II ini menjadi `target` utama Pengadilan Kejahatan Perang usai palagan akbar Perang Pasifik usai. Tercatat Rusia dan China ingin Hirohito diadili dan digantung saja sebagai hukuman karena memantik berbagai kebrutalan di Asia.

Mengutip Ancient Origins dan P.K Ojong : Perang Pasifik, ada beberapa fakta menarik mengenai Hirohito. Salah satunya ialah aturan kekaisaran Jepang selama beratus tahun ialah sang kaisar tak boleh berbicara di depan umum.

Hal ini lantaran perkataan kaisar dianggap `Wahyu Ilahi` bagi rakyatnya. Namun semua mendadak berubah ketika Hirohito melakukan siaran radio pada tahun 1945.

Dalam siaran itu Hirohito mengumumkan jika negaranya harus menyerah kepada Amerika. Rakyat dan tentara Jepang terhenyak seketika mendengar ini.

Mereka membungkuk dan berlutut di depan corong radio karena mendengar pertama kali suara kaisar yang dipujanya menyuruh menyerah kepada musuh. Sebuah Wahyu bermakna kekalahan. Mata rakyatnya juga tak boleh memandangnya jika iring-iringan Kaisar sedang lewat didepan mereka.

 

Sumber: Male.co.id

 

(Hidayat G\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar