LIPI Duga Ada Kepentingan Bisnis Dibalik Tak Selesainya Konflik Nduga

Rabu, 29/01/2020 19:30 WIB
Gerakan Save Nduga. (Foto: Change.org)

Gerakan Save Nduga. (Foto: Change.org)

Papua, law-justice.co - Sejak tahun 2018 hingga sekarang, konflik antara aparat keamnan dengan kelompok bersenjata di Kabupaten Nduga, Papua belum juga usai. Namun, diduga ada kepentingan bisnis dibalik lamanya konflik tersebut. Hal itu disampaikan oleh Peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Adriana Elizabeth.

"Jangan-jangan ada soal lain di situ (Nduga) ada banyak keterlibatan aktor di situ. Ada satu yang menurut saya, secara parsial atau sendiri-sendiri saya dengar tapi belum secara utuh dibicarakan, apalagi secara terbuka, soal bisnis di sektor sumber daya alam," kata Adriana Elizabeth di Jayapura, Papua seperti dikutip kbr.id.

"Nah, jangan-jangan persoalan yang tak selesai itu ada kaitannya dengan itu juga (bisnis sumber daya alam). Papua ini daerah kaya," lanjutnya.

Adriana mengungkapkan bahwa hampir semua wilayah pegunungan di Papua sampai ke negara tetangga Papua Nugini memiliki kandungan emas. Adriana menilai pemerintah mestinya membicarakan pangkal masalah konflik di Nduga secara terbuka.

Ia pun meminta pemerintah mengatasi konflik Nduga lewat berbagai pendekatan, mulai dari pendekatan ideologi, keamanan, kesejahteraan sosial, sampai pengawasan terhadap kelompok elite politik setempat.

"Jadi kalau ada persoalan kemanusiaan, kemanusiaannya dulu ditangani, jangan konfliknya. Yang biasanya menciptakan konflik kan elite, jadi elite juga harus diperhatikan gerak-geriknya. Jangan-jangan itu semua yang menyebabkan persoalan di Papua selama ini," ujarnya (kbr.id)

(Nikolaus Tolen\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar