Jadi Sarang Ulat & Anak Tikus, Potong Rambut Sukiyah Butuh 20 Menit

Minggu, 26/01/2020 16:30 WIB
Jadi Sarang Ulat & Anak Tikus, Potong Rambut Sukiyah Butuh 20 Menit. (Tribunkaltim)

Jadi Sarang Ulat & Anak Tikus, Potong Rambut Sukiyah Butuh 20 Menit. (Tribunkaltim)

Jakarta, law-justice.co - Dibutuhkan setidaknya waktu 20 menit untuk memotong rambut Sukiyah setelah dibiarkan puluhan tahun, tak disangka yang ditemukan ulat hingga anak tikus bersarang.

Rabu (22/1/2020) lalau, merupakan hari bersejarah bagi Sukiyah, perempuan berusia 50-an yang tinggal di Dusun Karangombo, Sesa Polobogo, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Hari itu untuk pertama kalinya rambut Sukiyah dipotong setelah dibiarkan selama puluhan tahun.

Diperkirakan Sukiyah berdiam di rumah itu sekitar 27 tahun.

Rambut Sukiyah dipotong oleh Ardian, relawan Aksi Cepat Tanggap ( ACT) Salatiga.

Menurut Ardian, di rambut sepanjang 2 meter milik Sukiyah, relawan menemukan kotoran manusia dan anak tikus.

"Dia hampir tidak pernah bicara dengan orang lain, tapi saya lakukan pendekatan dan ngomong pengin susu," jelasnya seperti melansir kaltim.tribunnews.com.

Selama 30 menit, Ardian berbicara dan meminta izin kepada Sukiyah untuk memotong rambutnya.

Proses pemotongan rambut Sukiyah membutuhkan waktu sekitar 20 menit.

Menurut Ardian, selain panjang, rambut Sukiyah sangat alot saat dipotong.

"Bulu kuduk saya merinding semua saat memotongnya, saya sampai keringetan," kata Ardian.

Sukiyah, 27 tahun berdiam di rumah hingga rambutnya menjadi sarang tikus. (KOMPAS.com/DIAN ADE PERMANA)

Setelah rambutnya dipotong, Sukiyah meminta keramas dengan sampo berwarna hitam.

Ia juga meminta agar rambut di kepalanya diobati karena Sukiyah mengaku menemukan tiga ekor ulat bersarang di rambutnya.

Buta dan tinggal seorang diri

Sukiyah kecil sempat sakit panas dan kejang yang menyebabkan ia buta sejak usia lima tahun.

Walau buta, Sukiyah kecil masih beraktivitas normal dan membantu orangtuanya berkebun.

Tingkah Sukiyah dianggap aneh dan semakin menutup diri sejak usia 10 tahun.

Ia lebih suka mengurung diri di rumah dan tidak pernah bersosialisasi.

Selama puluhan tahun, dia hanya tinggal di dalam rumah.

Setelah ibunya meninggal tiga tahun lalu, Sukiyah pernah tidur di teras rumah.

Oleh warga, Sukiyah dimasukkan ke dalam rumah.

Setiap malam warga mengunci pintu dari luar agar Sukiyah tidak keluar rumah karena tak ada yang mengawasi.

Oleh warga sekitar, rumah Sukiyah sempat dialiri listrik, tetapi lampu yang menyala dirusak oleh Sukiyah hingga keadaan rumah selalu gelap gulita.

Semua aktivitas Sukiyah dilakukan di dalam rumah, termasuk buang air besar dan buang air kecil.

Hal tersebut memicu bau menyengat di rumah Sukiyah.

Untuk makan, tetangga sekitar secara bergantian mengantarkan makanan untuk Sukiyah.

Biasanya tetangga akan meletakkan makanan di depan pintu.

Darkumi, warga sekitar, bercerita bahwa Sukiyah terakhir mandi sekitar setahun lalu.

Saat itu ada enam orang dewasa yang memegangi Sukiyah.

Namun, Sukiyah memberontak dan bahkan sempat menggigit tangan Darkumi yang membantunya.

"Bahkan tangan saya sempat digigit. Setelah kejadian itu, tidak ada yang mau memandikan lagi," kata Darkumi.

Tinggal di yayasan sosial

Setelah rambutnya dipotong, Sukiyah dibawa ke yayasan sosial yang berjarak 4 kilometer dari rumahnya.

Di yayasan tersebut, relawan perempuan membantu Sukiyah keramas.

Untuk sementara, Sukiyah tinggal di yayasan tersebut.

"Sukiyah sudah mulai berkomunikasi. Dia juga semalam sudah tidur di kasur, sudah mau mandi," terangnya, Jumat (24/1/2020).

Ardian mengatakan, ia mencoba meyakinkan Sukiyah bahwa orang-orang yang berada di sekeliling Sukiyah adalah orang baik.

"Dia sekarang sudah berada di tempat yang lebih baik dan layak. Saya bilang, ini semua teman-teman saya. Jangan khawatir, semua menjaga jenengan (Anda)," katanya.

Relawan ACT, Ardian bercengkerama dengan Sukiyah. (KOMPAS.com/IST)

Menurut Ardian, perkembangan Sukiyah cukup signifikan.

Walaupun baru tinggal satu hari di yayasan, Sukiyah sudah bisa beradaptasi.

"Setelah bertahun-tahun hidup sendiri, sekarang sudah bisa komunikasi meski masih terbatas. Semua butuh waktu," jelasnya.

 

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar