Diduga Sumber Corona, Ternyata Jokowi Pernah Pesan Kelelawar Santan

Minggu, 26/01/2020 07:13 WIB
Kolase Jokowi dan Kelelawar Santan. (Tribun)

Kolase Jokowi dan Kelelawar Santan. (Tribun)

Jakarta, law-justice.co - Berdasarkan laporan terakhir, Virus Corona telah menewaskan 41 orang dan sekitar 1.300-an orang terinfeksi virus berbahaya tersebut.

Virus corona yang merebak diduga berasal dari hewan liar yang dijual di Pasar Seafood Huanan, Wuhan, China.

Dugaan sementara hewan liar tersebut adalah kelelawar atau ular, meskipun sampai saat ini belum dapat dibuktikan.

Pasar Seafood Huanan sendiri adalah pasar tradisional yang menjual bebagai barang kebutuhan sehari-hari. Namun pasar ini juga menjual benda tak lazim, termasuk hewan liar hidup atau siap olah.

Virus Corona (CNN.COM)

Dilansir dari Mothership Singapore via manado.tribunnews.com, ada berbagai hewan liar yang dijual di Pasar Seafood Huanan. Sebut saja rubah, anak serigala, burung merak, unta, burung unta, koala, dan landak.

Penjual di pasar tersebut juga menawarkan jasa potong dan pengiriman bagi konsumen yang ingin membeli hewan eksrem tersebut.

Pertanyaanya, mengapa orang China gemar menyantap hewan liar yang tak lazim untuk dikonsumsi?

Dilansir dari South China Morning Post, menurut ekonom politik independen, Hu Xingdou, alasan budaya, ekonomi, dan politik masih jadi alasan mengapa orang China suka makan hewan liar dan eksotis.

“Orang China melihat makanan sebagai suatu kebutuhan utama. Karena kelaparan adalah ancaman yang besar dan bagian tak terlupakan dari sejarah negeri ini,” ujar Hu seperti dilansir dari South China Morning Post.

“Mungkin banyak orang China yang tak lagi bermasalah dalam hal makanan. Namun memakan daging, organ, atau bagian dari hewan atau tumbuhan langka telah menjadi identitas bagi sebagian orang.”

Selain itu, orang-orang China menganggap hewan liar lebih bernutrisi daripada hewan yang dikembangbiakan khusus untuk dikonsumsi.

Status sosial juga menjadi alasan mengapa banyak orang China yang masih senang mengonsumsi hewan langka dan liar.

Misalnya, semangkuk sup kelelawar memiliki nama “Fu” dalam bahasa Mandarin yang artinya adalah keberuntungan dan nasib baik.

Ini sekaligus menjadi alasan mengapa mudah menemukan pasar yang menjual hewan liar dalam kondisi hidup atau mati di kota besar China. Pasar dengan kuliner ekstrem ini dapat ditemui di wilayah Provinsi Guangdong, Guangzhou, dan Shandong.

Pasar Seafood Huanan dipercaya sebagai sumber dari penyebaran wabah virus corona. Pada Rabu (22/01/2020), pemerintah Wuhan telah melarang proses jual beli hewan di pasar basah tersebut.

Sejauh ini telah ada sekitar 628 kasus virus corona di China dan 17 di antaranya meninggal dunia. Kini penyebaran virus sudah mencapai ke beberapa negara seperti Thailand, Hongkong, Macau, Taiwan, Korea Selatan, Jepang, Amerika, dan Vietnam.

Sempat Dipesan Jokowi

Presiden RI Joko Widodo sempat memesan makanan paniki (kelelawar) saat berkunjung di Manado.

Dua hari sebelum kedatangan Presiden, pengelola rumah makan Mapanget Indah mendapat pemberitahuan bahwa Jokowi akan mampir makan siang di restoran tersebut.

"Kami dapat info dua hari sebelum. Waktu itu ada beberapa TNI yang datang makan. Pas mau bayar, mereka langsung bilang Jokowi akan datang," ujar Chinthia Karundeng, sang kasir.

Sehari sebelum kedatangan, kata Chinthia kepala rumah tangga presiden datang langsung untuk memesan menu.

"Jadi mereka memesan 63 orang. Menu khusus yang diminta yakni bebek bumbu RW, telur cakalang, tude woku, paniki (kelelawar) santan. Katanya paniki ini pesanan khusus dari pak presiden," ucapnya.

Pihak restoran pun langsung siap-siap. Karena mendadak, mereka pun mempersiapkan semua dengan buru-buru agar bisa tertangani. "Kami persiapkan semua dengan cepat.

Bersih-bersih, siapkan semua menu yang diminta," ujarnya.

Jokowi menebar senyum pada karyawan restoran. Sebelum pergi, mereka mengaku ia sempat berkata terima kasih.

Para pelayan antusias dengan kedatangan Jokowi. Namun karena penjagaan ketat, mereka hanya bisa memotretnya dari jauh.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar