Kenapa Bisa Ada Nama Gus Dur di Tempat Berdoa Warga Tionghoa?

Sabtu, 25/01/2020 11:35 WIB
Nama Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) berada di altar gedung Perkoempoelan Sosial Rasa Dharma Semarang sebagai tempat berdoa warga Tionghoa. (Inews)

Nama Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) berada di altar gedung Perkoempoelan Sosial Rasa Dharma Semarang sebagai tempat berdoa warga Tionghoa. (Inews)

law-justice.co - Kampung Pecinan, Kota Semarang memiliki banyak cerita tentang gambaran kerukunan antarumat beragama. Bahkan, nama mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) berada di altar sebagai tempat berdoa warga Tionghoa.

Dikutip Sindonews, Pemandangan menarik itu terdapat di gedung Perkoempoelan Sosial Rasa Dharma atau Boen Hian Tong di Jalan Gang Pinggir Pecinan Semarang. Di bagian altar terdapat sinchi atau papan nama leluhur, KH Abdurrahman Wahid yang dipasang sejak 2013.

"Ini penghormatan kami kepada Gus Dur, satu-satunya muslim yang berada di altar ini," kata Ketua Komunitas Pecinan Semarang untuk Wisata (Kopisemawis) Haryanto Halim, Jumat (24/1/2020).

Bukan hanya sinchi Gus Dur, di tempat tersebut juga tak lagi menggunakan daging babi sebagai sajian makanan. Terlebih ada tiga muslimah yang jadi bagian dari kepengurusan kelompok yang telah berdiri sejak 1876 itu. "Sajian daging babi kita ganti dengan daging kambing," katanya.

Olahan daging tak akan ditemukan di altar maupun meja makan. Termasuk ketika menggelar jamuan makan siang atau kenduri. Berbagai olahan daging ayam jadi menu utama, selain tumpeng nasi kuning. Kudapan khas Tionghoa jadi hidangan pelengkap.

"Orang Tionghoa juga melakukan kenduren (kenduri). Makan bersama keluarga, tetangga atau teman," katanya.

(Hidayat G\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar