Jokowi Tegur Keras Yasonna, Kalau Bicara Hati-Hati

Jum'at, 24/01/2020 19:30 WIB
Presiden Jokowi (Harianhaluan)

Presiden Jokowi (Harianhaluan)

Jakarta, law-justice.co - Desakan mencopot Menkumham Yasonna Laoly ke Presiden Joko Widodo terus mengalir. Pasalnya, menteri asal PDI Perjuangan itu dinilai telah membohongi publik dan penyidik KPK soal keberadaan tersangka Harun Masiku. Terkait hal itu, Jokowi pun angkakt bicara. Dia meminta Yasonna dan semua menterinya agar hati-hati kalau bicara.

"Saya hanya ingin, saya hanya pesan, titip kepada semua menteri, semua pejabat, kalau membuat statement itu hati-hati," kata Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Jumat (24/1/2020) seperti dikutip dari detik.com.

Jokowi meminta semua jajarannya berhati-hati dalam menyampaikan informasi. Dia meminta semua pihak kembali mengecek data maupun informasi yang diberikan oleh anak buahnya.

"Terutama yang berkaitan dengan angka-angka, terutama yang berkaitan dengan data, terutama yang berkaitan dengan informasi. Hati-hati, hati-hati. Jangan sampai informasi dari bawah langsung diterima tanpa cross-check terlebih dulu," tuturnya.

Saat ditanya apakah ada miskomunikasi perihal informasi terkait keberadaan tersangka kasus suap eks komisioner KPU Wahyu Setiawan itu, Jokowi mengaku tak tahu. Jokowi kembali meminta para menteri dan pejabatnya berhati-hati dalam membuat pernyataan.

"Saya tidak tahu. Tapi yang jelas, untuk semuanya, harus hati-hati dalam membuat pernyataan. Apalagi yang berkaitan dengan hukum, hati-hati," kata Jokowi.

Harun memang dicari KPK saat operasi tangkap tangan (OTT) pada 8 Januari 2020 lantaran diduga menyuap Wahyu Setiawan, yang saat itu aktif sebagai komisioner KPU. Hingga akhirnya ditetapkan sebagai tersangka pada 9 Januari 2020, Harun tidak menampakkan diri sehingga KPK meminta Harun menyerahkan diri.

Harun kemudian dikabarkan berada di luar negeri sejak 6 Januari 2020 atau dua hari sebelum OTT KPK. Kemudian, Senin, 13 Januari 2020, Ditjen Imigrasi mengatakan Harun Masiku masih berada di luar negeri.

"Belum tercatat adanya pergerakan masuk ke Indonesia," kata Kabag Humas Ditjen Imigrasi Arvin Gumilang kepada detikcom, Senin (13/1).

Bahkan Yasonna H Laoly yakin Harun masih berada di luar negeri saat itu. Setidaknya pada Kamis (16/1), Yasonna menyebut Harun belum berada di Indonesia.

"Pokoknya belum di Indonesia," kata Yasonna, Kamis (16/2/2020).

Namun terakhir pada Selasa (21/1) istri Harun, Hilda, menyebutkan suaminya sudah tiba di Jakarta pada 7 Januari 2020. Setelah itu, pada 8 Januari 2020 sampai saat ini Hilda mengaku kehilangan kontak.

"Tanggal 6 Januari ke Singapura, dia sempat kirim kabar kalau tanggal 7 Januari dia sudah balik Jakarta. Dia sempat kasih kabar jam 12 malam, katanya sudah tiba di Jakarta. Itu terakhir komunikasinya," ujar Hilda saat ditemui di kediamannya di Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel), Selasa (21/1) kemarin.

Belakangan teka-teki keberadaan Harun mulai terjawab setelah Ditjen Imigrasi mengakui Harun sebenarnya sudah di Indonesia sejak 7 Januari 2020. Dirjen Imigrasi Ronny F Sompie menyebut ada persoalan pada perangkat yang ada di Bandara Soekarno-Hatta, sehingga sebelumnya tidak diketahui kedatangan Harun itu.

"Sudah masuk rupanya setelah kami dalami sistem itu, (Harun) sudah masuk. Memang ada delay time karena di (Terminal) 2F itu perangkat IT kita baru pasang di sana. Jadi ada delay time setelah kita dalami dan kita tahu sudah masuk tanggal 7 Januari 2020," ucap Ronny kepada detikcom, Rabu (22/1)

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar