Jadi Viral, Sultan Selacau Ngaku Dapat Telpon dari Amerika dan Eropa

Jum'at, 24/01/2020 12:45 WIB
Keslutanan Selacau di Tasikmalaya, Jawa Barat (Tribun)

Keslutanan Selacau di Tasikmalaya, Jawa Barat (Tribun)

Tasikmalaya, law-justice.co - Heboh kemunculan beberapa kerajaan dan kesultanan tengah melanda negeri akhir-akhir ini. Setelah Keraton Agung Sejagat lalu Sunda Empire, yang terbaru adalah Kesultanan Selacau dari Tasikmalaya, Jawa Barat. Kehebohan semakin menjadi-jadi ketika Sultan Rohidin Patrakusumah VIII, pemimpin Kesultanan Selacau mengaku mendapat telpon dari rekan-rekannya di Pentagon, Inggris, dan Perancis.

Hal itu disampaikannya saat menggelar syukuran dan silaturahmi bersama Keluarga besar Kesultanan Selaco International Federation atau Selacau Tunggul Rahayu di Puseur Dayeuh Gunung Kolotok, Kamis (23/1/2020). Dia menyebut tempat persamuhan itu sebagai simbol kesultanan yang independen. Tempat khusus itu diresmikan 15 Mei 2018.

“Viral Kesultanan Selaco menjadi pemberitaan di media sampai dunia mana pun mendengar. Rekan-rekan saya dari Pentagon, Inggris, Perancis semua nelpon mengucapkan selamat kepada saya dan suatu kebanggaan kita semuanya sehingga para awak media datang kepada saya,” katanya seperti dikutip dari Kapol.co.

Menurut dia apapun yang sedang diperjuangkan di Selaco hanya urusan kecil. Mau diakui atau tidak, samasekali tidak menjadi masalah. Karena dirinya tidak mengaku-ngaku sebagai raja dan jadi raja, sultan juga tidak digaji pemerintah.

“Saya minta jangan dibesar-besarkan lagi karena di Selaco tidak ada apa-apanya hanya ada kuburan makam makam leluhur saya menjadi situs budaya. Pada saat ini saya hanya menginginkan kehidupan yang membawa kedamaian, keberkahan, dan berguna bagi negara dan bangsa,” katanya.

Menurut Rohidin tempat itu adalah kantor buat pelestarian situs-situs budaya yang kebetulan leluhurnya. Dan yang terpenting, kata dia, tidak melanggar hukum.

“Saya minta kepada seluruh aparatur tinggi negara TNI /olri sebagai penegak hukum tinggi negara soal permasalahan uang yang dicetak di Australia milik Bambang Htomo yang digelapkan oleh oknum-oknum pemerintah, saya minta kembalikan kepada pemiliknya Bambang Utomo,” ujar Rohidin menandaskan.

Sedikitnya seratus orang hadir dalam acara itu. Selain Rohidin Patrakusumah VIII tampak pula hadir, Sultan Sepuh KGP R.H. Saepuloh, dan para petimggi lain di antaranya, Asep Nursobah, KH Nazmudin dan para tamu undangan.

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar