Meski Dimaafkan, Warga Priok Tak Jamin Tak Demo Yasonna Lagi

Jum'at, 24/01/2020 10:40 WIB
Warga Priok Demo Yasonna. (law-justice)

Warga Priok Demo Yasonna. (law-justice)

Jakarta, law-justice.co - Usai berunjuk rasa di depan Kantor Kemenkumham, Rabu (22/1) lalu, Warga Tanjung Priok mengapresiasi permintaan maaf dari Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly.

Koordinator Aksi Kemal Abubakar memaafkan Yasonna, namun tak menjamin tidak ada lagi aksi unjuk rasa.

"Beredar infonya minta maaf. Yang pertama kami mengapresiasi permintaan maaf Pak Yasonna. Biasa orang minta maaf, kita maafkan," kata Koordinator Aksi, Kemal Abubakar seperti melansir CNNIndonesia.com.

Ia mengatakan pihaknya juga akan menyambut baik rencana Yasonna yang ingin mencari waktu untuk bertemu dengan tokoh-tokoh masyarakat Tanjung Priok. Kemal berharap rencana Yasonna itu tidak sekedar di mulut saja.

"Kami berharap bisa direalisasikan dalam bentuk pertemuan santai, karena stigma kriminal ini sepertinya masih melekat. Harapannya dari pertemuan tersebut tentunya ada capaian yang positif dari persoalan-persoalan yang ada di utara," ucap dia.

Meski begitu, ia tidak bisa memastikan warga tidak akan kembali berunjuk rasa meski Yasonna sudah meminta maaf. Menurutnya, masih ada sebagian kelompok yang ingin bertemu langsung dengan menteri kader PDIP tersebut.

"Kalau persoalan demo lagi. Ini masih kami evaluasi, karena ada sebagian dalam kelompok kita yang berharap ada dialog, agar permintaan maaf dibalas ikhlas juga dengan membuka maaf," ucap dia.

Warga Tanjung Priok tersinggung dengan ucapan Yasonna Laoly ketika berkunjung ke Lapas Narkotika Kelas IIA, Jatinegara, Jakarta pada 16 Januari lalu.

Kala itu, Yasonna menyebut kejahatan lebih banyak terjadi di daerah miskin seperti Tanjung Priok.

"Yang membuat itu menjadi besar adalah penyakit sosial yang ada. Itu sebabnya kejahatan lebih banyak terjadi di daerah-daerah miskin. Slum areas (daerah kumuh), bukan di Menteng. Anak-anak Menteng tidak, tapi coba pergi ke Tanjung Priok. Di situ ada kriminal, lahir dari kemiskinan," kata Yasonna.

Sebagian warga Tanjung Priok tidak terima. Mereka menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Kemenkumham, Jakarta, 22 Januari. Mereka menuntut Yasonna menarik ucapannya soal Tanjung Priok.

Kader senior PDIP itu lalu menggelar konferensi pers. Dia menyampaikan permohonan maaf jika ucapannya mengandung makna negatif bagi warga Tanjung Priok.

"Kemudian ternyata berkembang penafsiran yang berbeda di media massa dan publik luas sehingga saudara-saudara saya yang ada di Tanjung Priok merasa tersinggung, maka saya menyampaikan permohonan maaf," kata Yasonna di Kantor Kemenkumham, Jakarta, Rabu (22/1/2020).

"Saya berharap setelah konferensi pers ini kita dapat kembali menyatukan hati dan diri kita sesama anak bangsa untuk membangun bangsa ini," tambahnya.

(Ade Irmansyah\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar