Diprotes warga Tanjung Priok, Ketua Komisi III Nasihati Yasonna

Kamis, 23/01/2020 22:10 WIB
Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly (Foto: Liputan6)

Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly (Foto: Liputan6)

Jakarta, law-justice.co - Aksi demo dan protes warga Tanjung Priok terhadap Menkumham Yasonna H.Laoly pada Rabu 922/1/2020) kemarin harus menajdi pelajaran berharga bagi Yasonna. Karena kejadian kemarin juga, Ketua Komisi III DPR Herman Herry menashiati rekannya sesam PDIP tersebut untuk lebih berhati-hati dalam bertutur kata.

"Dalam fungsi pengawasan sebagai politisi, Menkumham juga politisi, saya hanya bilang mbok ya lain kali hati-hati dengan lidah. Walaupun saya juga sering kali keseleo lidah," kata Herman di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (23/1/2020) seperti dikutip dari Kompas.com.

Meski menyarankan Yasonna untuk lebih berhati-hati, Herman menilai protes warga Tanjung Priok itu disebabkan adanya kesalahan persepsi. Sejumlah pihak tersinggung pada ucapan Yasonna karena ada yang mengutip pernyataan Menkumham itu secara tidak utuh.

"Itu ada salah persepsi. Ada pihak yang merasa tersingggung karena mengutip sepotong saja omongan Menkumham, tidak mengutip konteks secara keseluruhan," ujar Herman.

Menurutnya, jika dilihat secara konteks keseluruhan, pernyataan Yasonna pada dasarnya menyoal tentang kondisi masyarakat saat. Sebagai ahli kriminologi, Yasonna berusaha menyampaikan bahwa kemiskinan atau situasi kondisi masyarakat bisa memunculkan kaum elitis, tetapi bisa juga memunculkan kejahatan. Namun, salahnya, Yasonna menyebut satu daerah sebagai contoh dan ada pihak yang mengutipnya secara sepotong. "Timbullah ketersinggungan," ujar Herman.
Lebih lanjut, Herman meminta semua pihak untuk memaafkan Yasonna. "Saya katakan sesama anak bangsa, sudahlah, kita semua teman saling memaafkan, saling kenal," kata dia.

Sebelumnya, warga Tanjung Priok melakukan demo karena merasa tersinggung dengan pernyataan Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly yang menyebutkan kawasan Tanjung Priok identik dengan kriminalitas dan kemiskinan. Yasonna Laoly sebelumnya menilai kemiskinan merupakan sumber tindakan kriminal.
Menurut politikus PDI-P itu, semua pihak harus membantu menyelesaikan masalah tersebut. Dia juga membandingkan antara kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara dan Menteng, Jakarta Pusat. Dalam perbandingannya, dia menyebut, Tanjung Priok banyak melahirkan tindak kriminal karena tingkat perekonomian yang miskin. Hal sebaliknya terjadi di kawasan pemukiman Menteng.

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar