Masalah Baru Terjadi di Pesawat yang Tewaskan Orang Indonesia

Minggu, 19/01/2020 12:50 WIB
Pasca jatuhnya Ethiopian Airlines, Singapura larang terbang Boeing 737 Max 8 (foto: Indian Express)

Pasca jatuhnya Ethiopian Airlines, Singapura larang terbang Boeing 737 Max 8 (foto: Indian Express)

Jakarta, law-justice.co - Pihak Boeing telah memberikan informasi kepada Otoritas Penerbangan Amerika Serikat (FAA) perihal masalah software pada pesawat 737 Max. masalah softare ini merupakan masalah baru yang dialmi oleh pesawat yang membawa ratusan penumpang Indonesia.

Mengutip Viva.co, seseorang yang paham akan situasi tersebut mengatakan bahwa masalah baru ini menyangkut software yang berfungsi memverifikasi apakah sistem utama monitor pelacakan pada pesawat bekerja dengan baik atau tidak.

Pemeriksaan monitor seharusnya terjadi secara otomatis ketika pesawat atau sistem dinyalakan, tetapi dari beberapa review terbaru, salah satu monitor tidak menyala dengan benar, demikian keterangan seseorang yang tidak mau disebutkan namanya tersebut.


Masalah baru ini ditemukan selama pemeriksaan teknis yang lazim dilakukan menjelang akhir dari proses pengembangan perangkat lunak. Ini seharusnya menjadi tanda bahwa Boeing mungkin sudah hampir selesai melakukan perubahan rancangan terhadap pesawat 737 MAX yang sebelumnya ‘dikandangkan’ untuk dapat dioperasikan kembali.

“Kami tengah membuat pembaruan yang diperlukan, bekerja sama dengan FAA tentang pengajuan perubahan ini, dan tetap menjaga kebaruan informasi kepada pelanggan dan pemasok kami,” kata Boeing dalam sebuah pernyataan.

Berita tentang masalah software ini muncul menyusul rilis dokumen internal yang menunjukkan bahwa karyawan tahu tentang adanya masalah dalam pelatihan pilot untuk 737 MAX, namun berusaha menutupinya dari para regulator.

Dalam sebuah dokumen yang sebelumnya dikeluarkan oleh parlemen AS, karyawan Boeing bahkan mengatakan bahwa pesawat itu “dirancang oleh badut, dan disupervisi oleh monyet,” dimaksudkan sebagai referensi kepada regulator.

Otoritas penerbangan di seluruh dunia telah ‘merumahkan’ pesawat 737 MAX imbas jatuhnya dua pesawat di Indonesia dan Ethiopia yang menewaskan 346 orang. Para penyelidik kejadian tragis ini menyebut bahwa kesalahan ada pada sistem kontrol otomatis pada pesawat yang tidak berfungsi selama take-off.

Boeing mengatakan akan melakukan langkah apapun yang diperlukan untuk memastikan pesawat 737 MAX dapat mengudara kembali.

“Prioritas tertinggi kami adalah memastikan 737 MAX aman dan memenuhi semua persyaratan peraturan sebelum akhirnya kembali mengudara,” kata Boeing.

Sebelumnya pada Jumat (17/01), Fitch Ratings menurunkan peringkat kredit Boeing, dengan mengatakan ada beberapa faktor mengapa keputusan tersebut diambil termasuk diantaranya “ketidakpastian tentang masa depan pesawat dan reputasi perusahaan yang telah rusak”.

Perusahaan yang berbasis di Chicago Amerika Serikat ini dan CEO Boeing yang baru David Calhoun dijadwalkan akan melaporkan hasil keuangan kuartal keempat pada 29 Januari mendatang. Beberapa analis, seperti Ken Herbert dari Canaccord Genuity, memperkirakan bahwa Boeing akan menggunakan kesempatan itu untuk mengumumkan jumlah tagihan baru yang substansial untuk krisis pesawat 737 MAX.

“Sekarang waktunya bagi CEO baru Calhoun untuk mengungkap sebanyak mungkin berita buruk dan memberikan perusahaan tenaga tambahan di tahun 2020,” tulis Herbert.

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar