KPU Dicurigai Terima Suap Saat Jokowi Menang Pilpres 2019

Selasa, 14/01/2020 13:35 WIB
Wakil Sekretaris Jenderal MUI Pusat KH Tengku Zulkarnain (ist)

Wakil Sekretaris Jenderal MUI Pusat KH Tengku Zulkarnain (ist)

Jakarta, law-justice.co - Tertangkapnya anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Wahyu Setiawan oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membuat sebagian pihak kembali mengenang persitiwa yang telah berlalu, yakni pemilihan presiden (Pilpres) 2019. Adalah Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI), Tengku Zulkarnain yang mencurigai Pilpres yang memenangkan pasangan Joko Widodo - Ma`ruf Amin itu sarat dengan transaksi suap.Kecurigaan Tengku Zulkarnain bukan tanpa alasan. Mengingat Komisioner KPU, Wahyu Setiawan berani menerima suap dari politisi PDI perjuangan Hasan masiku senilai Rp 900 juta. Menurutnya, uang Rp 900 juta saja diterima oleh Komisioner KPU, apalagi jika diiming-imingi duit puluhan miliar atau ratusan miliar.

“Uang suap Rp 900 Juta saja diterima Komisioner KPU, tdk terbayangkan jika kemarin puluhan bahkan mungkin saja ratusan milyar akan ditolak jika disodorkan utk mendudukkan oknum yg mau duduk dan berkuasa dgn cara suap. Bisakah kita percaya jika kerjanya kemarin ikhlas tanpa suap?,” kata Zulkarnain di akun Twitternya, seperti dikutip dari Gelora.co.

Cuitan ustaz yang kerap melontarkan kritik keras kepada pemerintah Jokowi itu menuai reaksi dari warganet. Sebagian warganet mendukung dan setuju dengan pendapat Zulkarnain. Tapi tak sedikit pula yang justru membully ustaz asal Sumatera tersebut.

“Pak @jokowi tolong kasihlah ayah naen ini jabatan kasian dia,” kata @Donchandr yang mengomentari cuitan Zulkarnain.

“Alhamdulillah jika saya mau jabatan sudah sejak dahulu ditawarkan pada saya. Secuilpun saya tdk ngiler dgn jabatan apapun. Alhamdulillah,” jawab Zulkarnain.

Salah satu netter lantas membagikan foto Tengku Zulkarnain bersama Presiden ke-2 RI, Soeharto. Ia menyebut Tengku Zulkarnain adem-adem aja pada zaman Soeharto. Dia tidak garang seperti sekarang ini.

Namun tudingan itu dibantah oleh Zulkarnain. Ia menyebut sudah kritis sejak zaman Soeharto.

“Kalau kau tahu bagaimana isi ceramah saya di Medan zaman beliau (Soeharto) berkuasa, bulu kudukmu akan meremang. Silakan tanyakan pd semua muslimin di Medan,” tandas Zulkarnain.

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar