Gara-Gara Game Mobile Legends, Pemuda Ini Kejang-Kejang

Minggu, 29/12/2019 16:30 WIB
Ilustrasi Mobile Legends

Ilustrasi Mobile Legends

law-justice.co - Gara kecanduan game online Free Fire dan Mobile Legend, Pemuda Ini Kejang–Kejang, Mata Memerah Seorang pemuda asal Siantar, Sumatera terpaksa mendapat perawatan intensif di Rumah Sakit Mitra Sejati, Jalan Jenderal AH Nasution, Kota Medan.

Syah Rian, pemuda berusia 23 tahun ini kritis dan mendapat perawatan di ICU selama 3 hari karena kecanduan game online Free Fire dan Mobile Legends.

Dikutip dari Tribunnews, Saat ini kondisi Syah Rian mulai membaik, Syah Rian mengaku kapok kecanduan game online Free Fire dan Mobile Legends.

"Kondisi tubuh lemas. Saya sudah tiga hari di sini. Ini akibat kecanduan game online (bermain Game Online)," ujar Syah Rian.

Mata Syah Rian terlihat masih merah dan tubuhnya diinfus. Syah Rian mengatakan bahwa dirinya kecanduan game online Free Fire dan Mobile Legend.

"Belum tahu apa penyakit saya.

Tapi sekarang masih menjalani perawatan intensif. Kalau kata dokter ada syaraf yang harus diobati tapi tidak tahu persisnya apa," jelasnya. Tidak hanya itu, Syah Rian juga memberi imbauan kepada anak–anak muda agar tidak terlalu sering bahkan sampai lupa waktu jika bermain Game Online.

"Teman–teman, bermain Game Online harus dibatasi.

Jangan sampai seperti saya, lupa waktu jadi harus dirawat di ICU, disuruh minum obat dan lainnya," katanya. Pengenalan dan kecintaan Syah Rian terhadap game online sejak dia duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).

"Main gamenya sejak SMP–lah," tutur Syah Rian.

Saat ditemui Tribun Medan, Syah Rian ditemani ibunya dan saudaranya Netty Damanik (65), ibu Syah Rian menuturkan bahwa anaknya dirujuk ke Rumah Sakit Mitra Sejati setelah diperiksa di salah satu klinik di Sumbul, Sidikalang, Sumatera Utara.

"Yang kami tahu, Rian dibawa teman–temannya ke klinik di Sumbul karena kejang–kejang saat bekerja," ujar Netty kepada Tribun pada Jumat (27/12/2019).

Ternyata setelah dibawa ke klinik, Syah Rian butuh pengobatan lebih intensif. Maka, pihak klinik merujuknya ke Rumah Sakit Mitra Sejati, Medan.

"Tensinya katanya sampai 180 dan nggak turun–turun.

Terus kejang–kejang, makanya langsung dibawa ke sini (Rumah Sakit Mitra Sejati, Medan)," tambah Netty.

Kakaknya, Arwin (39) juga menyampaikan bahwa kebiasaan ini sudah lama dilakukan Syah Rian.

Kakak dan ibunya sudah sering melarang, namun Syah Rian tetap bermain game online.

"Sudah sering juga kita bilangin, tapi dia nggak mau dengar. Ginilah jadinya," ucap Arwin.

8 pelajar dirawat di rumah sakit jiwa

Sementara itu, 8 pelajar dirawat di rumah sakit jiwa, ciri Anak kecanduan game online.

Gara–gara kecanduan game online, 8 pelajar di Semarang terpaksa menjalani perawatan di Rumah Sakit Jiwa Daerah ( RSJD) Amino Gondohutomo, Kota Semarang, Jawa Tengah.

Sebelumnya, di Kota Solo, puluhan pelajar juga tengah ditangani oleh RSJD Dr Arif Zainudin yang berada di Jalan Ki Hajar Dewantara Kecamatan Jebres.

Kondisi yang sama juga dialami oleh tiga pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Ernaldi Bahar Kota Palembang, Sumatera Selatan.

Ketiga pelajar tersebut terindikasi tak hanya kecanduan game online, tetapi video porno. Berikut ini fakta lengkapnya:

1. Korban kecanduan game online jadi emosional dan tak mau sekolah

Menurut keterangan Kepala Instalasi Humas dan Layanan Pengaduan RS Ernaldi Bahar Palembang Iwan Andhyantoro mengatakan, tiga pelajar SMP itu sebelumnya datang diantar orangtua mereka karena mengalami perilaku yang menyimpang.

Antara lain, ketiganya tidak mau sekolah, emosional, dan kerap mencuri untuk membeli kuota internet. Lalu, setelah dilakukan pemeriksaan, ketiganya dinyatakan mengalami Kecanduan gadget hingga akhirnya mengalami perubahan perilaku.

"Tiga orang SMP itu ada yang baru duduk di kelas tujuh, satu pasien diterapi sejak 2018. Sedangkan dua lagi baru–baru ini diterapi. Mereka mengalami gangguan perilaku akibat Kecanduan gadget, seperti menonton film porno serta bermain Game Online," ujar Iwan, Selasa (29/10/2019).

2. Orangtua diimbau waspada perilaku anak berubah

Menurut Iwan, banyak orangtua yang masih belum memahami perubahan perilaku anak terkait kecanduan gawai.

"Saya kira masih banyak anak–anak seperti itu(mengalami gangguan prilaku). Tetapi masyarakat kurang paham dan enggan memeriksakan anaknya ke sini. Karena masyarakat hanya mengira bahwa RSJ hanya melayani orang mengalami gangguan jiwa saja. Padahal tidak, kelainan perilaku juga bisa," ujar dia.

Iwan menduga, masih banyak lagi anak–anak yang menjadi pecandu Game Online.

3. Jumlah pasien berusia remaja di RSJD Kota Surakarta meningkat

Jumlah pasien anak kecanduan game online yang menjalani pengobatan di RSJD Kota Surakarta rata–rata dari jenjang Sekolah Dasar (SD) hingga SMA kelas I.

"Akhir–akhir ini ada peningkatan (pasien anak kecanduan game online). Meskipun kadang datang tidak ada keluhan dengan kecanduan game online, tidak. Ada yang tidak mau sekolah, tidak mau makan. Pada akhirnya disebabkan karena game itu," kata Kepala Instalasi Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja RSJD Dr Arif Zainudin Kota Surakarta Aliyah Himawati di Solo, Jawa Tengah, Kamis (17/10/2019).

Menurut Aliyah, jika sebelumnya sepekan hanya satu pasien, kini hampir setiap hari ada satu hingga dua pasien yang datang.

4. Ciri–ciri anak kecanduan game online

Aliyah menyebut, anak kecanduan game online dapat diketahui dengan ciri–ciri antara lain, setiap hari selalu memegang ponsel, tidak bisa melaksanakan tugasnya, suka membolos sekolah, tidak mau sekolah, tidak mau belajar, dan mudah emosi.

Diakuinya, penggunaan gadget atau ponsel tidak bisa dibatasi. Sebab, dalam aktivitas apapun pasti menggunakan ponsel. Tapi, bukan berarti penggunaan ponsel terhadap anak tidak bisa dicegah.

Agar anak tidak kecanduan game, seharusnya penggunaan ponsel hanya untuk kegiatan tertentu. Misalnya mengerjakan tugas sekolah.

Selain itu, pada jam tertentu jika ada satu anggota keluarga tidak menggunakan ponsel, semua juga tidak menggunakannya.

5. Ada pasien masih duduk di bangku SD

Dari delapan anak yang diduga kecanduan gawai di RSJD Kota Semarang, ada yang masih duduk di sekolah dasar.

Kedelapan anak itu harus dirawat dan menjalani terapi karena kondisi kejiwaannya.

Anak–anak tersebut marah ketika gawai diambil atau sudah tidak bisa diajak komunikasi karena sibuk dengan gawainya.

Menurut Psikolog Klinis RSJD Amino Gondohutomo Sri Mulyani di Semarang, Kamis (31/10/2019), apabila sudah tahap kecanduan, maka harus dilakukan pengobatan.

"Mengganggu aktivitas sehari–hari, kalau sudah sampai adiksi (candu) harus segera diobati. Kondisinya sudah tidak bisa diberitahu, mau tidak mau harus dengan obat untuk menenangkan," ujar dia.

(Hidayat G\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar