Keluhkan Jadwal Padat Liga Inggris, Rodgers : Pemain Bukan Robot

Sabtu, 21/12/2019 14:42 WIB
Pelatih Leicester City, Brendan Rodgers yang sedang bersaing dengan Liverpool untuk meraih gelar juara Liga Inggris (getty)

Pelatih Leicester City, Brendan Rodgers yang sedang bersaing dengan Liverpool untuk meraih gelar juara Liga Inggris (getty)

law-justice.co - Ketika hampir seluruh kompetisi sepakbola di Eropa berhenti, Liga Inggris tetap bergulir menjelang liburan Natal dan Tahun Baru. Bahkan jumlah pertandingan dalam rentang waktu itu meningkat sehingga membuat kebugaran pemain menurun sehingga membuat banyak klub kesulitan dalam menghadapi situasi ini, termasuk Leicester City yang sedang bersaing dengan Liverpool dalam meraih gelar juara.

Pelatih Brendan Rodgers menyebut jadwal padat selama liburan Natal dan Tahun Baru  merugikan tim yang sedang mengejar Liverpool yang duduk di puncak klasemen. Tim asuhan Jurgen Klopp itu tak memiliki jadwal pertandingan Liga Inggris hingga 26 Desember mendatang karena sedang berkompetisi di Piala Dunia Antar Klub. Hal ini membuat Leicester dapat memangkas selisih poin jika bisa menang melawan Manchester City  pada Sabtu (21/12) malam nanti.

Meskipun begitu, klub berjuluk The Foxes ini hanya memiliki waktu 45 jam untuk beristirahat sebelum menjamu Liverpool dan melakoni laga tandang melawan klub asal London, West Ham. Situasi inilah yang membuat Rodgers sangat khawatir dengan kebugaran pemain. Ia menyebut timnya akan bermain pada 26 Desember pukul 8 malam dan kembali bertanding dua hari kemudian pada pukul 5.30 sore.

“Anda ingin meraih kesuksesan dan bermain di banyak pertandingan, tapi para pemain bukanlah robot. Kompetisi ini bukanlah permainan komputer,” kata Rodgers yang menyebut sangat sulit bagi penyerang andalannya, Jamie Vardy yang telah berusia 32 tahun untuk bermain dalam waktu yang pendek.  Ia tak ingin mempertaruhkan kebugaran anak-anak asuhannya yang bisa saja berujung pada cidera.

Rodgers mencontohkan, para pemainnya akan bermain dengan intensitas yang tinggi ketika menghadapi Liverpool. Kelelahan bukan terjadi pada hari pertandingan, tetapi keesokan harinya. Ketika anak-anak asuhnya sedang dalam fase pemulihan kebugaran, mereka harus kembali bertanding  melawan West Ham.

“Hari pertama setelah pertandingan adalah masa pemulihan, namun pada hari kedua (ketika harus menghadapi pertandingan) itu adalah sesuatu yang sulit bagi para pemain. Situasi ini sebenarnya sangat tidak masuk akal”, pungkas mantan pelatih Liverpool ini. (herald)

(Teguh Vicky Andrew\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar