Ngaku Orang Betawi, Banser NU Dipaksa Takbir dan Disebut Kafir

Rabu, 11/12/2019 12:20 WIB
Ketua Gerakan Pemuda Ansor, Yaqut Cholil Qoumas (Foto: Tribun)

Ketua Gerakan Pemuda Ansor, Yaqut Cholil Qoumas (Foto: Tribun)

Jakarta, law-justice.co - Seorang kader Banser (Barisan Ansor Serbaguna) Nahdlatul Ulama bernama Eko diduga mengalami persekusi di kawasan Pondok Pinang, Jakarta Selatan.

Dilansir dari Tempo.co, Rabu (11/12/2019), kejadian yang dialami kader Banser NU Kota Depok tersebut diungkap oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) via akun Twitter resminya, @nahdlatululama, pada Selasa (10/12/2019) malam.

Tekanan terhadap Eko terlihat dalam rekaman video diunggah @nahdlatululama lalu viral di media sosial.

Dalam rekaman video tampak seorang pria menanyai seorang anggota Banser berseragam. Video direkam dari sudut pandang pria yang bertanya.

Pria tadi memanggil kader Banser NU dengan kata binatang.

"Mana KTP lo, gue mau liat, mana sini identitas lo, ngapain di Jakarta tanah gue Betawi?" tanya dia.

"Gue tugas di sini, ngawal Gus Muwafiq," jawab Eko tenang tapi tegas.

Pria berbaju dan bertopi hitam itu kemudian mengajak Eko untuk mengucapkan kalimat takbir.

Nada bicaranya sontak meninggi lantaran Eko menolak. Bahkan, Eko mempertanyakan maksud ajakan bertakbir.

"Lo Islam bukan? Ya udah takbir. Kok buat apa, kafir dong lo," kata dia.

Dia terus memaksa Eko untuk mengucapkan kalimat takbir. Menurut dia, orang beragama Islam harus takbir.

Di luar dugaan, Eko mengatakan bahwa orang beragama Islam cukup mengucapkan kalimat syahadat.

"Syahadat itu kalau buat yang bukan dari Islam. Lo enggak usah ngajar-ngajarin gue, lo," ucapnya.

Bukannya adu argumen, pria tadi berkukuh Eko harus bertakbir.

Dia bahkan mengancam Eko dengan membawa-bawa jawara Betawi. "Lo enggak bisa pulang lo, enak aja lo. Ngapa lo. Gue cegat lo, semua jawara di sana."

Dalam cuitannya, PBNU menyebut Eko adalah kader Banser Kota Depok, Jawa Barat. PBNU pun mengapresiasi Eko yang tidak emosional menghadapi tekanan tersebut.

PBNU juga menyatakan bahwa Islam yang benar tidak mudah mengkafirkan pihak lain.

"Sementara yang memaksa takbir ini, justru mencoreng wajah Islam dengan paksaan dan makian," begitu cuitan PBNU.

(Arif Muhammad Ryan\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar