Sahamnya Anjlok, Rp 36,4 T Harta Istri Pendiri Gudang Garam Raib

Rabu, 11/12/2019 08:50 WIB
Karyawan melintas di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta - (ANTARA)

Karyawan melintas di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta - (ANTARA)

Jakarta, law-justice.co - Tahun ini, harga saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM, anggota indeks Kompas100) kurang baik.

Alhasil, harta sang pemilik perusahaan rokok ini yakni Tan Siok Tjien tergerus.

Tan Siok Tjien merupakan istri mendiang pendiri Gudang Garam, Surya Wonowidjojo.

Melansir kontan.co.id, hitungan Bloomberg Billionaires Index, kekayaan Tan Siok hangus sekitar US$ 2,27 miliar atau setara Rp 36,4 triliun (1 US$=Rp 14.000) sejak dari awal tahun hingga Selasa (10/12) atau year to date.

Secara total, kekayaan bersih Tan Siok Tjien mencapai US$ 7,77 miliar atau sekitar Rp 108,78 triliun. Dengan harta sebesar itu, pemilik Gudang Garam tersebut menempati urutan 217 orang terkaya dunia versi Bloomberg Billionaires Index.

Tan Siok Tjien mengendalikan Gudang Garam, produsen rokok yang memiliki pangsa pasar sekitar seperlima dari pasar tembakau Indonesia.

Gudang Garam merupakan perusahaan rokok yang didirikan mendiang suami Tan yakni Surya Wonowidjojo. Perusahaan yang berbasis di Kediri ini memproduksi rokok kretek.

Gudang Garam mempekerjakan hampir 34.000 pekerja dan melaporkan pendapatan sebanyak US$ 6,7 miliar pada 2018.

Sepanjang tahun ini, harga saham Gudang Garam tertekan rencana kenaikan cukai rokok pada tahun depan.

Selasa (10/12), harga saham GGRM turun 1,07% ke level Rp 53.275 per saham. Dari awal tahun atau year to date, harga saham GGRM telah longsor 36,29%.

Saham GGRM pun terpental dari daftar 10 saham dengan kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Merujuk data RTI, Selasa (10/12), kapitalisasi pasar saham GGRM saat ini mencapai Rp 102,51 triliun.

PT Suryaduta Investama menjadi pemegang saham terbesar GGRM sebesar 69,29% saham. Diikuti pemegang saham publik yang menggenggam 24,45% saham. Serta PT Suryamitra Kusuma memiliki 6,26% saham GGRM.

Hingga kuartal III 2019, GGRM membukukan kenaikan pendapatan 16,93% secara yoy menjadi Rp 81,72 triliun. Pada periode sama tahun 2018, total pendapatan GGRM tercatat Rp 69,89 triliun.

Sementara laba bersih GGRM meningkat 25,69% secara tahunan menjadi Rp 7,24 triliun per kuartal III-2019. Pada periode sama tahun lalu, laba bersih GGRM hanya Rp 5,76 triliun.

Kenaikan laba bersih ini sejalan dengan penurunan pada beban lainnya sebesar 78,6% year on year (yoy) menjadi Rp 22,7 miliar dan beban bunga sebesar 15,45% menjadi Rp 402,6 miliar.

Sebaliknya, GGRM mencatatkan kenaikan pada pendapatan lainnya 51,61% menjadi Rp 130,32 miliar.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar