Mengenal Bom Hidrogen, Senjata Pemusnah Massal Maha Dahsyat
Ilustrasi Bom Hidrogen (Sputnik)
law-justice.co - Tepatnya, di tanggal 6 Agustus dan 9 Agustus 1945, dua bom atom meluluhlantakkan kota Hiroshima dan Nagasaki di Jepang. Tragedi pengeboman ini tidak lain merupakan intsruksi Harry S. Truman, Presiden Amerika Serikat yang baru saja menjabat kala itu, setelah mendapat persetujuan dari Inggris Raya. Pengeboman dengan memanfaatkan senjata nuklir di masa perang ini merupakan yang pertama kalinya dalam sejarah. Tidak kurang dari 165.000 nyawa melayang akibat tragedi Hiroshima dan Nagasaki.
Dibalik efek bom atom yang sedemikian dahsyatnya, ternyata kekuatan bom hidrogen dinilai jauh lebih kuat oleh para pakar dengan tingkat kekuatan 1.000 kali lipat. Kekuatan sebesar itu tidak hanya mampu menghancurkan kota, namun dapat membuat daratan seperti negara tetangga Korea Utara, Korea Selatan, rata dengan tanah. Diperkirakan, bom ini dipersiapkan oleh sejumlah negara untuk menghadapi perang dunia ke III di akhir zaman.
Seperti apa sebenarnya fakta mengerikan mengenai bom yang diberi nama lain H-Bomb tersebut? Berikut ulasannya.
- Bom hidrogen pertama kali diuji coba oleh Amerika Serikat di tanggal 1 November 1952 sebagai bagian dari sebuah operasi bernama Operasi Ivy dan diledakkan di kawasan Pasifik. Namun sumber lain menyebutkan bahwa uji coba pertama kali dilakukan pada 12 Agustus 1953 di kawasan Rusia.
- Bom atom dengan ledakan paling dahsyat memiliki kekuatan setara 500.000 ton TNT. Dan kekuatan bom hidrogen berkisar 1.000 kali lipat lebih dahsyat efeknya. Itu artinya, bom tersebut dapat membumihanguskan negara-negara kecil dalam waktu sekejap.
- Tingkat kesulitan dalam membuat H-Bomb sangat tinggi. Hal ini dikarenakan, proses pembuatannya memerlukan suhu di atas 1.000.000 derajat celcius.
- Sejatinya, bom hidrogen baru digunakan sebagai bahan uji coba. Belum pernah ada negara yang menggunakannya dalam sebuah perang.
- Rusia telah melakukan uji coba terkait bom ini pada 30 Oktober 1961 dan diberi namaTsar Bomba (kaisar segala jenis bom). Dampak dari ledakan tersebut mencapai ketinggian 90-95 km.
Bisa dibayangkan, bila senjata pemusnah massal terkuat di dunia saat ini dilancarkan ke suatu negara yang memiliki populasi dan tingkat kepadatan penduduk cukup besar. Meski senjata nuklir dan termonuklir telah mendapat tanggapan negatif maupun kecaman dari berbagai pihak, namun sepertinya negara-negara adidaya saling unjuk gigi menjadi penguasa nomor satu di muka bumi ini. Ironisnya, mereka belum memikirkan atau bahkan tidak peduli berapa banyak pihak yang akan dirugikan dengan adanya senjata pemusnah massal tersebut
Komentar