Lagi Tren, Perempuan China Incar Sperma Pria Asing

Minggu, 08/12/2019 10:30 WIB
Perempuan lajang di CHina membeli sperma donor asing untuk punya anak (Ilustrasi, Foto: AFP)

Perempuan lajang di CHina membeli sperma donor asing untuk punya anak (Ilustrasi, Foto: AFP)

Jakarta, law-justice.co - Tren di China saat ini cukup aneh. Para perempuan mapan di Negeri Tirai Bambu ingin punya anak dari rahimnya tapi tanpa suami. Caranya melalui sperma donor.

Dilansir dair Inews.id, Minggu (8/12/2019), Xiaogunzhu, bukan nama sebenarnya, merupakan salah satu perempuan lajang China yang tertarik dengan program ini.

Perempuan 39 tahun itu pun melihat katalog di internet dan tertarik dengan foto seorang pria keturunan Prancis-Irlandia bermata biru.

China sebenarnya punya bank sperma, tapi perempuan yang belum menikah tak boleh mengaksesnya untuk kemudian mengikuti program bayi tabung (IVF), sehingga mencari ke luar negeri.

Xiaogunzhu sudah menentukan pilihan, yakni donor sperma # 14471 yang diperolehnya di situs web bank sperma California. Setelah merasa cocok, dia terbang ke AS untuk memulai proses awal bayi tabung.

"Ada banyak perempuan yang tidak mau menikah, jadi tidak melalui proses biologis mendasar. Tapi saya merasa jalan lain telah terbuka," kata Xiaogunzhu, kepada AFP.

Bayinya kini sudah berusia 9 bulan dan diberi nama Oscar, seperti tokoh dalam komik revolusi Prancis dan mengacu pada asal daerah sang pendonor sperma.

Tingkat perkawinan di China menurun selama 5 tahun terakhir. Data resmi mengungkap, pada 2018, hanya 7,2 dari 1.000 warga China yang menikah.

Ada beberapa faktor yang membuat perempuan berpendidikan China enggan punya suami. Mereka menghadapi `diskriminasi` ketika mencari pasangan.

Menurut sosiolog, para pria enggan menikah dengan perempuan China yang lebih pintar atau punya status sosial dan pendidikan lebih tinggi.

Seiring perkembangan waktu, para perempuan profesional tersebut menganggap bahwa pernikahan bukan satu-satunya jalan untuk bisa mendapatkan anak.

Xiaogunzhu termasuk yang percaya bahwa dia tak membutuhkan suami untuk punya anak. Terlebih lagi, dia punya pengalaman pahit karena sering dimarahi dan sering diatur oleh ayahnya.

Lenih lanjut, analis memperkirakan bisnis kesuburan di China akan mencapai 1,5 miliar AS pada 2022, dua kali lipat lebih dari 2016. Namun permintaan donor sperma dari luar negeri juga meningkat pesat.

Tak heran jika bank sperma asing menganggap China sebagai surga. Bank sperma dan sel telur Denmark Cryos International membuat situs web versi China dan merekrut lebih banyak staf yang bisa berbahasa China. Bank sperma Amerika dan Eropa juga menyatakan klien asal China semakin banyak.

Biaya yang dikeluarkan untuk membeli sperma donor di luar negeri dimulai dari 200.000 yuan atau sekitar Rp400 juta. Itu belum termasuk program bayi tabung serta transportasi dan akomodasi di negara yang menyediakan donor sperma.

Pemohon harus melakukan beberapa kali perjalanan ke luar negeri untuk prosedur medis, karena hukum di China melarang impor sperma manusia.

China tidak membebaskan warganya membeli sperma donor. Departemen kesehatan nasional menegaskan, tujuan bank sperma adalah mengatasi ketidaksuburan dan mencegah penyakit genetik.

Dengan demikian, bank sperma bukan untuk perempuan lajang, melainkan bagi mereka yang sudah menikah namun tak bisa punya anak.

(Arif Muhammad Ryan\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar