Punya Harta Rp 522 T, Ini Curhatan Orang Terkaya RI Buat Jokowi

Jum'at, 06/12/2019 13:10 WIB
Michel Bambang Hartono (Foto: CNBC Indonesia/Fitriyah Said)

Michel Bambang Hartono (Foto: CNBC Indonesia/Fitriyah Said)

Jakarta, law-justice.co - Majalah Forbes kembali menobatkan Hartono bersaudara sebagai orang terkaya di Indonesia per Desember 2019. Menurut Forbes, duo bersaudara itu memiliki kekayaan sekitar US$ 37,3 miliar atau sekitar Rp 522,20 triliun (asumsi kurs Rp 14.000/US$).

Dilansir dari CNBCIndonesia.com, Jumat (6/12/2019), dengan demikian, Hartono bersaudara menempati urutan teratas selama 11 tahun berturut-turut sebagai orang terkaya di Indonesia. Nilai kekayaan ini bertambah dari nilai yang dihitung Forbes sebelumnya, yakni US$ 37,1 miliar.

Peningkatan nilai kekayaan pemilik Grup Djarum ini bertambah karena kenaikan harga saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), milik kedua bersaudara ini, dalam kurung waktu setahun terakhir.

Meski tampak lancar-lancar saja, bukan berarti tak ada tantangan selama menjalankan bisnisnya di Indonesia. Apalagi di tengah kondisi global yang tak pasti seperti sekarang.

Kepada CNBC Indonesia Oktober lalu, Michael Bambang Hartono pernah curhat soal kegelisahannya terhadap ekonomi Indonesia.

Menurutnya kondisi ekonomi dunia saat ini sedang gonjang-ganjing dan tidak ada kepastian akibat perang dagang yang terus-terusan terjadi antara Amerika Serikat dan China.

"Jadi kepastiannya belum ada, dan ini menurut saya kedua negara ini tidak akan mundur, Amerika yang memulai, China tidak ada mundur dan akan tetap melawan," katanya kepada wartawan CNBC Indonesia saat dijumpai di DPP IKA UNDIP, Jakarta.

Dengan kondisi seperti ini, sebenarnya Indonesia harus mencari celah untuk memetik keuntungan. Caranya adalah dengan dibantu pemerintah mewujudkan iklim investasi yang business friendly. "Jangan seperti sekarang, very unfriendly," sebutnya.

Ia menjelaskan fenomena 33 perusahaan China yang pindah ke Asia Tenggara. Menurut Hartono, jika pemerintah bisa membaca kesempatan sebenarnya fenomena itu bisa menjadi peluang masuknya investasi. Tetapi kenyataannya 33 perusahaan China itu tak ada yang mampir ke Indonesia. Rata-rata memilih Vietnam, Kamboja, dan Myanmar.

"Coba Anda pikir, kenapa kok tidak ke Indonesia? Karena kita memusuhi mereka, very unfriendly. Tidak China saja, dari semua negara tidak ke Indonesia. Why?"

Ini, kata dia, menjadi pekerjaan rumah pemerintah saat ini. Sikap pemerintah yang kurang ramah bagi investor seakan-akan lebih suka bikin susah dibanding membuat mudah.

Ia pun berbicara soal kabinet baru pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden KH Ma`ruf Amin. Menurut Hartono beberapa pilihannya ada yang bagus, ada juga yang kurang. "Tapi pada dasarnya very good," kata dia.

(Arif Muhammad Ryan\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar