Erick Thohir Akan Kurangi BUMN, Dimerger atau Ditutup ?

Rabu, 04/12/2019 17:30 WIB
Menteri BUMN, Erick Thohir. (JPNN)

Menteri BUMN, Erick Thohir. (JPNN)

law-justice.co - Kementerian Badan Usaha Milik Negara merencanakan untuk menggabungkan sejumlah perusahaan dan menutup perusahaan milik negara yang berkinerja negatif.

"Jumlah BUMN terlalu banyak, harus dikurangi. Harus diperbaiki bisnis intinya, harus dimerger atau ditutup, tidak bisa berdiri sendiri semua karena terlalu banyak," ujar Menteri BUMN Erick Thohir di Jakarta seperti dilansir dari Sinar Harapan, Rabu (4/12/2019).

Ia menambahkan dengan perampingan itu, diharapkan kinerja BUMN dapat lebih fokus yang akhirnya mendorong kinerja menjadi lebih baik sehingga terbuka penciptaan lapangan pekerjaan secara berkelanjutan.

"Visi Presiden adalah cipta lapangan kerja, jangan nanti BUMN punya anak usaha hanya untuk menggemukkan diri dan diisi oleh kroni–kroni oknum," katanya.

Ia berharap jabatan BUMN diisi oleh kalangan profesional, terutama generasi muda dan bukan diisi oleh pensiunan sehingga tidak sesuai dengan visi Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Kami mengharapkan orang–orang yang profesional, yang sesuai dengan tempatnya bukan karena hasil lobi–lobi. Mohon maaf, saya bukan anti orang tua, saya tetap apresiasi, tapi kalau diisi oleh pensiunan? Sedangkan 58 persen penduduk Indonesia muda, berarti kan tidak buka lapangan kerja," kata Erick.

Saat ini, ia melihat telah banyak bermunculan figur baru, yang diharapkan dapat mengubah pola pikir di BUMN ke depan sehingga menjadi lebih baik.

"Ini sebuah amanah yang harus benar–benar dirasakan oleh negara bangsa dan semua. Banyak hal yang akan kami perbaiki di BUMN dan tidak mudah. Perlu waktu," ucapnya.

Ia mengemukakan terdapat tiga hal yang harus dimiliki oleh Direksi BUMN, yakni akhlak yang baik, loyalitas, dan solid bekerja sama.

"Akhlak karena ini kan amanah, ketika dikasih kesempatan memimpin musti akhlaknya dulu baik. Kedua punya loyalitas, kalau mereka tidak loyal ya tidak usah di BUMN jadi swasta saja. Dan tidak `keminter`, artinya suka akal–akalan. Saya tidak perlu orang pinter yang penting bisa solid bekerja sama, gotong royong supaya semua pinter," papar Erick

(Hidayat G\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar