Prabowo Tak Tahu Isi Pidato PKI yang Dibaca Rektor Unhan

Senin, 25/11/2019 13:30 WIB
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (kiri) berbincang dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (tengah) dan Mensesneg Pratikno sebelum sesi foto bersama Kabinet Indonesia Maju di beranda Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (23/10/2019). (Antara/Puspa Perwitasari)

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (kiri) berbincang dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (tengah) dan Mensesneg Pratikno sebelum sesi foto bersama Kabinet Indonesia Maju di beranda Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (23/10/2019). (Antara/Puspa Perwitasari)

Jakarta, law-justice.co - Pidato yang dibaca Rektor Universitas Pertahanan (Unhan), Letjen TNI Tri Legionosuko, yang mengatasnamakan Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto, menuai kontroversi.

Dilansir dari Kumparan.com, pidato yang dibacakan di acara bedah buku `PKI Dalang dan Pelaku G30S/1965` di Lemhannas pada Sabtu (24/11/2019) lalu, mengajak guru-guru untuk menyampaikan kejamnya peristiwa G30S/PKI.

Namun Stafsus Menhan Bidang Komunikasi Publik dan Hubungan Antar Lembaga, Dahnil Anzar Simanjuntak, menampik Prabowo pernah membuat pidato itu.

Bahkan menurut Dahnil, Prabowo tak tahu menahu mengenai isi pidato tersebut. Sebab Prabowo tidak hadir di acara tersebut.

"Terkait dengan pidato yang disampaikan Rektor Unhan, Pak Prabowo tidak tahu menahu terkait dengan isi pidato tersebut. Pak Menteri Pertahanan tidak dikonfirmasi terkait isi pidato tersebut," kata Dahnil dalam keterangannya, Senin (25/11/2019).

Dahnil menyatakan Prabowo sama sekali tak pernah mengajak kepada generasi muda untuk memupuk dendam. Justru sebaliknya, kata Dahnil, Prabowo meminta kepada pemuda untuk menatap ke depan.

"Pak Prabowo mendorong sekolah-sekolah terus diajarkan dengan intensif ideologi bangsa kita yakni Pancasila. Dan semaksimal mungkin untuk mereduksi dendam sejarah, kita harus bergerak maju memikirkan kemajuan bersama," kata Dahnil.

Menurutnya, segala sesuatu yang bertentangan dengan Pancasila harus ditentang.

"Ideologi apa pun yang mengancam Pancasila harus dilawan, dan siapa pun yang mengancam Ideologi Pancasila adalah ancaman serius bagi negara," tutur Dahnil.

Sebelumnya bantahan serupa juga disampaikan Wakil Ketua Umum Gerindra Sufmi Dasco Ahmad. Menurut Dasco, naskah pidato tersebut dibacakan tanpa persetujuan Prabowo.

"Saya klarifikasi sebagai Waketum DPP Gerindra bahwa pada saat acara, Prabowo sebagai Menhan tidak hadir, tapi yang bacakan pidato adalah rektor Unhan yang mengatasnamakan Menhan. Setelah kita cek, naskah tersebut tidak ada konfirmasi atau tidak ada persetujuan, dan tidak ada kewenangan mengatasnamakan Menhan," ucap Dasco kepada wartawan, Minggu (24/11/2019).

"Karena itu, isi pidato ini kami anggap sebagai pribadi daripada Rektor Unhan," imbuhnya.

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar