Kemenpora Semprot Pemerintah Malaysia: Apa Susahnya Minta Maaf?

Jum'at, 22/11/2019 15:20 WIB
Gatot S Dewa Broto. (Foto: Tribunnews.com)

Gatot S Dewa Broto. (Foto: Tribunnews.com)

Jakarta, law-justice.co - Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) mempertanyakan alasan pemerintah maupun Federasi Sepak Bola (FAM) Malaysia yang sampai saat ini belum menyampaikan permintaan maaf kepada Indonesia terkait insiden pengeroyokan dan penusukan terhadap suporter skuat Garuda.

Dilansir dari CNNIndonesia.com, dalam video yang viral di lini masa diketahui suporter Timnas Indonesia dikeroyok suporter Malaysia saat pertemuan kedua tim di Kualifikasi Piala Dunia 2022, Selasa (19/11/2019). Bahkan, satu orang diklaim tertusuk yang membuat tangannya sobek.

Sesmenpora Gatot S Dewa Broto Malaysia kurang menunjukkan persahabatan sebagai sesama bangsa serumpun maupun sebagai anggota ASEAN karena belum menyampaikan permintaan maaf. Selain itu juga dianggap tidak sejalan dengan persahabatan erat antara pemimpin kedua negara.

"Kurang sportif sebagai lazimnya komunitas olahraga yang mengajarkan sportivitas jika melakukan kesalahan apapun bentuknya."

"Ya harus minta maaf dong. Pejabat pendahulunya saja rendah hati saat SEA Games [2017], Pak Imam [Nahrawi mantan Menpora Imam Nahrawi] juga rendah hati. Apa sih susahnya minta maaf?" tegas Gatot melalui pesan singkat kepada CNNIndonesia.com, Jumat (22/11/2019).

Sebab itu, Gatot mewakili Kemenpora bakal menyampaikan surat kekecewaan kepada Kementerian Sukan dan Belia Malaysia, yang ditembuskan kepada Kementerian Luar Negeri RI dan Pengurus PSSI pada Jumat (22/11/2019). Selain kekecewaan terhadap insiden pengeroyokan, juga terkait permintaan maaf dari Malaysia.

Padahal menurut Gatot, pada saat keributan di dalam Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) pada saat pertemuan Timnas Indonesia melawan Malaysia pada 5 September lalu, Menpora kala itu, Imam Nahrawi menyampaikan permohonan maaf kepada Menteri Sukan dan Belia Malaysia, Syed Saddiq secara langsung sehari setelah kejadian.

"Dalam responsnya, Menpora Malaysia menerima permohonan maaf Indonesia dan mengucapkan selamat datang kepada supporter Indonesia saat nantinya akan menonton pertandingan 19 November 2019 di Kuala Lumpur dan akan disambut dengan ramah oleh suporter Malaysia. Tetapi ini ternyata tidak sepenuhnya terjadi," terang Gatot.

Sebelumnya, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Malaysia Syed Saddiq baru menanggapinya dengan membuat pernyataan yang meminta polisi menyelidiki dugaan pengeroyokan tersebut. Pernyataan itu pun diunggah di lini masa Twitter setelah netizen dari Indonesia mempertanyakan sikap Malaysia.

Namun sampai saat ini belum ada permintaan maaf secara resmi yang dibuat Syed Saddiq mewakili Malaysia.

Gatot menambahkan, Kemenpora juga akan meminta PSSI untuk melaporkan insiden tersebut kepada FIFA. Karena meski permintaan maaf sudah dibuat Indonesia, Malaysia disebut tetap membiarkan Federasi Sepakbola Malaysia (FAM) untuk melaporkan insiden GBK ke FIFA.

"Kemenpora tetap berharap agar insiden hubungan konflik antar suporter kedua negara untuk tidak terulang kembali baik di Indonesia maupun Malaysia, karena pada dasarnya hubungan diplomatik kedua negara dalam kondisi bagus," ujarnya.

Sebelumnya netizen mengamuk dan meramaikan media sosial dengan tanda #GanyangMalaysia mengutuk aksi pengeroyokan di Malaysia.

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar