Sukmawati: Ada Kelompok Islam Tak Akui Perjuangan Kaum Nasionalis

Jum'at, 22/11/2019 14:00 WIB
Putri Presiden pertama Indonesia Ir Soekarno, Sukmawati Soekarnoputri. (jarrak.id)

Putri Presiden pertama Indonesia Ir Soekarno, Sukmawati Soekarnoputri. (jarrak.id)

Jakarta, law-justice.co - Sukmawati Soekarnoputri mengakui jika pengetahuan dirinya tentang agama Islam relatif terbatas. Namun, sebagai muslimah dia mengaku sangat menghormati dan mencintai Rasulullah Muhammad SAW.

Dilansir dari Detik.com, Jumat (22/11/2019), selain itu Sukmwati juga memahami dan menyadari bahwa Nabi Muhammad sebagai manusia paling sempurna.

"Jadi mana mungkin saya menghina, menista Nabi dan Islam. Saya cinta Rasul gitu lo," kata anak keempat Presiden pertama RI, Ir Sukarno itu kepada Tim Blak-blakan detik.com.

Beberapa pihak telah melaporkan Sukmawati ke polisi karena dianggap telah menista Nabi dan Islam. Tudingan itu berawal dari video yang beredar di media sosial sejak beberapa hari lalu. Di situ Sukmawati terekam berbicara seolah membandingkan antara Nabi Muhammad dan Sukarno.

"Sekarang saya mau tanya, yang berjuang di abad 20 itu nabi yang mulia Muhammad atau Insinyur Soekarno? Untuk kemerdekaan Indonesia?"

Rekaman video itu berasal dari diskusi bertajuk "Bangkitkan Nasionalisme Bersama Kita Tangkal Radikalisme dan Berantas Terorisme" Senin (11/11/2019). Forum diskus dalam rangka Hari Pahlawan itu digelar Divisi Mabes Polri dengan pembicara antara lain dari BNPT, NU, dan sebuah perguruan tinggi.

Dalam forum itu Sukmawati berbicara sekitar 17 menit. Dari video dengan durasi lebih panjang terungkap, sebelum menyinggung soal Nabi Muhammad dan Sukarno, dia menyitir sebuah informasi bahwa dalam perekrutan para calon teroris biasa ditanyakan soal mana yang lebih baik antara Pancasila dan al-Qur`an.

"Silakan dilihat video aslinya bahwa saya hanya mempertanyakan di awal abad 20 siapa yang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia. Yang Mulia Nabi Muhammad atau Ir Sukarno? Apakah itu membandingkan, apakah itu pernyataan? Itu pertanyaan saya kepada audiensnya mahasiswa," papar Sukmawati.

Jadi konteks kalimat yang disampaikan, ia melanjutkan, bukan untuk membandingkan antara Nabi Muhammad dengan Sukarno, tapi bertanya dengan tujuan untuk menguji pengetahuan sejarah nasional dari para mahasiswa.

"Karena kami juga tahu ya dari mana-mana sudah terlihat gejala. Saya juga boleh dong tersinggung, ada kelompok islam yang tidak mengakui perjuangan mati-matian dari kaum nasionalis," tandasnya.

(Arif Muhammad Ryan\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar