Meningkat, Pelindo II Catat Laba 2,21 T Hingga Kuartal III 2019

Rabu, 20/11/2019 13:35 WIB
PT Pelind II Persero/IPC (Wikipedia)

PT Pelind II Persero/IPC (Wikipedia)

Jakarta, law-justice.co - Kinerja PT Pelabuhan Indonesia II  atau Pelindo II (Persero) atau Indonesia Port Corporation (IPC) menglami peningkatan. Hingga kuartal ketiga 2019, Perusahaan pelat merah yang dipimpin oleh Elvyn G. Masassya ini mencatat laba perusahaan sebesar Rp 2,21 triliun.

Angka ini naik 18,38 persen dibandingkan dengan capaian kuartal ketiga 2018. Sementara, pendapatan usaha mencapai Rp. 8,56 triliun, naik sebesar 2,41 persen dibandingkan capaian periode yang sama tahun 2018.

“IPC optimistis laba bersih tahun ini bisa melampaui laba bersih perusahaan tahun 2018 yang sebesar Rp 2,43 triliun,” kata Direktur Utama IPC, Elvyn G. Masassya saat ngopi BUMN di Kementerian BUMN, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (20/11/2019).
 
Elvyn menjelaskan,  IPC akan fokus  mencermati peluang untuk memaksimalkan capaian revenue stream maupun throughput pada dua bulan terakhir 2019. “Tren kenaikan laba perusahaan harus dipertahankan,” ujarnya.

Dilihat dari sisi kinerja operasional, grafik arus peti kemas hingga kuartal ketiga tercatat sebesar 5,62 juta TEUs atau boks. Capaian ini naik dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat 5,58 juta TEUs. 

Demikian juga dengan arus non peti kemas yang terealisasi sebesar 43,2 juta ton. Angka ini naik 1,14 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2018 yang sebesar 42,7 juta ton. 

Sementara itu, di sisi arus kapal yang keluar masuk pelabuhan, terjadi penurunan sebesar 2 persen, yaitu dari 158,3 juta GT menjadi 154,5 juta GT. Elvyn tidak menutup kemungkinan bahwa terjadinya penurunan ini berhubungan dengan melemahnya arus ekspor/impor nasional. Namun, di sisi lain, IPC mencatat kenaikan arus penumpang, dari 505 ribu penumpang menjadi 905,5 ribu penumpang.

“Arus penumpang yang tumbuh 81,11 persen menunjukkan bahwa moda transportasi laut kembali menjadi alternatif. Kedepannya IPC akan melakukan moderninasi dan digitalisasi sarana dan prasarana di terminal penumpang,” katanya.

Menurutnya, IPC juga terus mengembangkan ekosistem kepelabuhanan untuk memperkuat peran strategis IPC sebagai Trade Facilitator. Semua ini nantinya bermuara pada penurunan biaya logistik sebagaimana yang menjadi target pemerintah.

Misalnya saja, akses tol pelabuhan dari atau menuju kawasan industri, yang pengerjaannya terus dikebut.
 
“Insya Allah beberapa ruas Jalan Tol Cibitung-Cilincing (JTCC) ada yang bisa beroperasi pada pertengahan tahun 2020. IPC juga tengah menyiapkan pembangunan dermaga di kanal Cikarang Bekasi Laut (CBL), setelah Kementerian Perhubungan dan Kementerian PUPR kembali mematangkan rencana pelebaran dan pendalaman kanal CBL sebagai aksesnya,” jelas Elvyn.

Di kancah global, IPC terus berkolaborasi dengan perusahaan pelayaran dunia dengan melayani kapal-kapal besar untuk melakukan pelayaran langsung dari Indonesia ke semua benua. Saat ini, dalam satu bulan rata-rata ada 8 kapal ukuran raksasa dengan kapasitas 10 ribuan TEUs yang bersandar di Pelabuhan Tanjung Priok. Kapal-kapal itu membawa barang-barang ekspor maupun impor secara langsung ke negara tujuan.

“Yang terbaru adalah layanan direct call (pelayaran langsung) ke Rusia. Sebelumnya belum pernah ada pelayaran kapal besar langsung dari dan ke Rusia,” kata Elvyn.

Dengan meningkatnya layanan direct call, lanjut Elvyn, maka harga barang ekspor semakin memiliki daya saing. Sebaliknya, harga barang impor semakin turun, karena ongkos logistiknya yang semakin rendah.

(Nikolaus Tolen\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar