Lagu - Lagu Protes Terbaik Sepanjang Masa dari Musisi Dunia

Selasa, 19/11/2019 22:15 WIB
Bob Dylan (Money)

Bob Dylan (Money)

law-justice.co - Lagu protes biasanya lahir karena ketidakpuasan akan kondisi yang berlaku di suatu negara. Sejarah seolah memperlihatkan kepada kita, betapa banyak lagu berhasil menjadi api pembakar semangat yang menggerakkan rakyat untuk melawan ketidakadilan.

Bukan cuma itu, lagu protes juga seringkali menjadi penyambung lidah rakyat yang tertindas. Seorang penulis lagu dan aktivis buruh Amerika Serikat, Joe Hill pernah mengatakan, “Sebuah pamflet, sebagus apapun hanya dibaca sekali. Tetapi sebuah lagu akan meresap ke dalam hati dan dinyanyikan berulang-ulang”.

Maka jangan heran, jika sejumlah musisi di muka bumi mampu membuat lagu yang menginspirasi, memprovokasi sekaligus mengajak seseorang segera bangun dari keterpurukan dan bertindak. Berikut lagu protes terbaik karya musisi tersohor dunia sepanjang sejarah versi majalah New Statesman.

Bob Dylan - The Times They Are a Changin’

The Times They Are a Changin’ adalah karya Bob Dylan yang muncul di tahun 1964. Lagu ini juga membakar semangat dan menimbulkan protes sosial di tahun 1960-an. Gerakan hak-hak sipil serta musik kerakyatan sangat dekat dan beraliansi pada masa itu. Ia (Bob Dylan-red.) memang dikenal sebagai ikon musik protes, dengan lagu-lagu menohok isu politik. Seperti hak sipil warga kulit hitam Amerika, anti militerisme dan lain-lain.

U2 - Sunday Bloody Sunday

Lagu protes berjudul Sunday Bloody Sunday diciptakan kelompok band asal Irlandia, U2 guna mengenang kejadian tragis pada 30 Januari 1972 di kota Derry, Irlandia Utara. Saat itu militer Inggris menyerang pawai damai kelompok hak sipil. Aksi damai lebih dari 20 ribu warga Irlandia Utara direspon secara brutal. Pasukan militer Inggris disertai persenjataan lengkap menembaki demonstran dan menyebabkan sebanyak 27 orang tewas.

Woody Guthrie - This Land is Your Land

Banyak pihak menyebut lagu This Land is Your Land sebagai lagu kebangsaan kedua Amerika Serikat. Woody Guthrie menciptakan lagu ini di tahun 1940 lantaran kesal dengan lagu God Bless America karya Irving Berlin yang tak henti-hentinya diputar di radio. Sekedar informasi, saat melakukan perjalanan panjang dari sisi barat ke pantai timur Amerika, ia bertemu gelandangan, buruh migran yang terlunta-lunta serta petani dalam kondisi tertekan akibat depresi ekonomi.

Sex Pistols - God Save the Queen

Sex Pistols menciptakan lagu berjudul God Save the Queen di tahun 1977 demi menentang sistem monarki Ratu Elizabeth II yang berkuasa di Inggris kala itu. Bagian pada lirik lagunya sangatlah pedas, “God save the queen, she ain’t no human being. There is no future, in England’s dreaming”. Majalah Rolling Stone menempatkan lagu protes ini ke dalam daftar 500 lagu terbaik sepanjang masa.

The Specials - Free Nelson Mandela

Free Nelson Mandela pertama kali dirilis tahun 1984 sebagai bentuk protes atas penangkapan terhadap aktivis pembebasan Afrika Selatan, Nelson Mandela. Dibawakan oleh band Ska asal Coventry, Inggris, yakni The Specials. Lagu ini pernah menempati urutan ke-9 di tangga lagu Inggris dan sangat populer di Afrika.

John Lennon - Imagine

John Lennon menulis Imagine pada tahun 1971. Ia terinspirasi oleh puisi-puisi Yoko Ono di buku Grapefruit. Lagunya mewakili mimpi Lennon mengenai masa depan yang ia dambakan. Sebuah dunia tanpa negara, agama, kepemilikan, keserakahan dan kelaparan. “You may say I’m a dreamer, but I’m not the only one. I hope someday you’ll join us, and the world will be as one,” begitu salah satu bait yang ia tuliskan di lagu ini.

Bob Marley - Redemption Song

Redemption Song dinobatkan oleh sebagian besar orang di seluruh dunia sebagai lagu protes terbaik. Diciptakan oleh Bob Marley pada tahun 1979. Ia terinspirasi oleh pidato Marcus Garvey, salah satu tokoh pejuang pembebasan Afrika yang menyerukan bangsa Afrika agar melakukan ‘emansipasi dari mental budak’. Lewat lagu ini, Bob Marley menebar optimisme kepada bangsa Afrika tentang masa depan yang cerah, “We forward in this generation triumphantly” (Male)

 

(Hidayat G\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar