Soal Kasus Sukmawati, Ustaz Yusuf Mansur: Siapa Juga yang Rela?

Minggu, 17/11/2019 11:40 WIB
Ustaz Yusuf Mansur (mediaindonesia)

Ustaz Yusuf Mansur (mediaindonesia)

Jakarta, law-justice.co - Sukmawati Soekarnoputri dilaporkan Korlabi ke polisi atas dugaan penistaan agama terkait pernyataannya yang membandingkan antara Presiden ke-1 RI Sukarno dengan Nabi Muhammad SAW. Ustaz Yusuf Mansur pun angkat bicara terkait permasalahan ini.

"Perkara ini perkara yang mesti hati-hati ya. Kita salah-salah ngomong juga mungkin akan tambah membangkitkan amarah dari umat yang memang merasa nabi yang dicintainya kok dibanding-bandingkan dengan almarhum Ir Sukarno," kata Yusuf seperti dilansir dari Detik.com, Minggu (17/11/2019).

"Siapa juga yang rela kan, siapa juga yang rida? Cuma kan kita umat yang juga nggak boleh cepat marah, nggak boleh cepat emosi. Kita harus melihat ini sebagai ruang untuk memberi informasi, mengajar, berbaik sangka, kemudian memberikan contoh, memberikan pengetahuan tentang nabi kita," sambungnya.

Yusuf Mansur mengatakan sudah melihat video ucapan Sukmawati yang dipersoalkan. Dia berpandangan memang tidak tepat Sukmawati membandingkan Sukarno dengan Nabi Muhammad SAW.

"Kalau saya lihat sampai habis sih mungkin maksudnya Ibu Sukma itu adalah bagaimana kemudian kita juga menghargai semua yang sudah berjasa di bidang apa pun di Indonesia maupun di dunia. Cuma beliau offside, kejauhan, dengan memberi narasi, question yang menyakiti umat Islam, menyakiti diri kita sendiri. Kan beliau juga muslimah," ujarnya.

Sukmawati, menurut Yusuf Mansur, tidak seharusnya melontarkan narasi yang membandingkan Sukarno dengan nabi Muhammad SAW. Karena dengan begitu bisa timbul persepsi yang negatif dari umat.

"Sekali lagi ini kita mesti hati-hati ngomongnya, mesti arif, bijak," ujarnya.

"Mudah-mudahan polemik ini menjadi rahmat, menjadi ilmu buat banyak orang, terutama tentang nabi kita Nabi Muhammad SAW, yang memang ini bulan, bulannya dia, bulan Maulid, Allah ampuni Ibu Sukma dan Allah ampuni kita semua juga," ujarnya.

Adapun ucapan Sukmawati itu dilontarkan pada saat dirinya menghadiri sebuah diskusi bertajuk `Bangkitkan Nasionalisme Bersama Kita Tangkal Radikalisme dan Berantas Terorisme` pada Senin (11/11).

Dalam diskusi itu, awalnya Sukmawati berbicara tentang perjuangan Indonesia merebut kemerdekaan RI dari jajahan Belanda. Kegiatan itu sendiri dalam rangka memperingati Hari Pahlawan 10 November 2019. Sukmawati kemudian melontarkan pertanyaan kepada forum.

"Sekarang saya mau tanya semua, yang berjuang di abad 20 itu Yang Mulia Nabi Muhammad apa Ir Sukarno, untuk kemerdekaan? Saya minta jawaban, silakan siapa yang mau jawab berdiri, jawab pertanyaan Ibu ini," tanya Sukmawati seperti dilihat detikcom dalam video yang viral.

Forum hening. Tidak ada yang menjawab pertanyaannya itu. Dia pun lalu melontarkan kembali pertanyaan itu kepada forum yang dihadiri sejumlah mahasiswa.

"Di abad 20, yang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia itu Nabi Yang Mulia Muhammad atau Ir Sukarno? Tolong jawab, silakan anak-anak muda, saya mau tahu jawabannya, ayo jawab, nggak ada yang berani? Saya mau yang laki-laki, kan radikalis banyaknya laki-laki," lanjutnya.

Seorang mahasiswa kemudian berdiri. Sukmawati pun menanyakan identitas mahasiswa yang akan menjawab pertanyaannya itu.

"Saya Muhammad Takim Maulana, mahasiswa UIN Syarief Hidayatullah Jakarta Selatan. Memang benar pada awal ke 20 yang berjuang itu Ir Sukarno, nah...," ucapan Takim langsung dipotong Sukmawati.

"Oke, setop. Hanya itu yang Ibu mau tanya," ucapnya.

Dia kemudian meminta mahasiswa lain menjawabnya. Kali ini ada mahasiswa asal Papua yang menjawab `Soeharto`, yang kemudian mengundang gelak tawa para hadirin.

Sukmawati pun melanjutkan pidatonya. Menurutnya, adalah hal yang wajar apabila kita menghormati para pejuang terdahulu.

"Memangnya kita nggak boleh menghargai, menghormati, orang-orang mulia di awal-awal, pokoknya abad modern? Apakah suri teladan itu hanya Nabi? Ya, oke, nabi-nabi, tapi pelajari perjalanan sejarah, ada revolusi industri. Apakah kita tidak boleh menghargai seperti Thomas Jefferson, Thomas Alva Edison, orang-orang mulia untuk kesejahteraan manusia," kata Sukmawati.

Sukmawati sendiri telah membantah dikatakan menistakan agama terkait ucapannya yang menyinggung Nabi Muhammad SAW. Sukmawati menyebut Nabi Muhammad dan Sukarno memiliki derajat yang berbeda yang tidak bisa dibandingkan.

"Membandingkannya gimana sih, maksud mereka apa, sih? Saya nggak tahu sih ya isi laporannya. Artinya, kedua beliau itu pemimpin-pemimpin, tapi pastinya derajatnya beda. Kalau Nabi ya nabi, kalau Bung Karno ya manusia yang punya kepemimpinan," ujar Sukmawati saat dihubungi detikcom, Sabtu (16/11).

Sukmawati menyebut tidak pernah memiliki niat menistakan agama. Ia juga mengakui dirinya cinta terhadap Rasul.

"Saya kira apa yang saya bicarakan, apa yang saya ucapkan di forum FGD Humas Polri itu dengan judulnya--kan kamu tahu ya--itu sama sekali tidak ada maksud itu. Saya cinta kok para nabi, kok jadi dianggap menistakan agama?" tutur Sukmawati.

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar