Polisi Jadi Sasaran Teror Karena Kerap Gagah-gagahan di TV

Jum'at, 15/11/2019 10:30 WIB
Bom di Polrestabes Medan. (ist)

Bom di Polrestabes Medan. (ist)

Jakarta, law-justice.co - Pengamat intelijen Soleman Ponto memastikan kejadian bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, Sumatera Utara yang terjadi, Rabu (13/11/2019) lalu bukan karena pihak kepolisian kecolongan.

Tetapi kata dia, hal itu merupakan resiko dari tugas polisi yang selalu berhadapan dengan pemberantasan terorisme.

"Dia (polisi) sendiri tidak menyadari bahwa akibat pelaksanaan tugas, dia menjadi korban," kata Soleman dalam diskusi Jurnalis Merah Putih bertajuk `Menolak Lengah, Siluman Teroris Nyata` di bilangan Jakarta Selatan, Kamis (14/11/2019) seperti melansir akurat.co.

Soleman mengatakan, polisi memiliki penampilan dengan berbagai wajah dalam memerangi terorisme, seperti Densus 88, BNPT dan lain sebagainya. Hal itu justru berbeda dengan TNI.

"Kalau TNI kan cuma satu, ga ada TNI AL, TNI AD, atau TNI AU, tapi satu, TNI. Kalau salah, disebut oknum TNI. Kalau ini (polisi) kan nggak. Nah ini membuat ada orang terpancing," ungkapnya.

Apalagi, menurut dia polisi kerap tampil dengan memperlihatkan kegagahannya di program televisi. Hal itu pula yang mengakibatkan adanya perlawanan dari beberapa pihak jika berhadapan dengan polisi.

"Saya ngomong, BNPT harus direvitalisasi dalam hal pengumuman-pengumuman, terduga teroris itu kalau bertumpuk terus, di anak umur 20-an yang masih mencari identitas diri, akan terjadi perlawanan, udah pasti," pungkasnya.

(Ade Irmansyah\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar