Lapak Offline dan Online Lagi Sepi

Rabu, 13/11/2019 13:00 WIB
Toko elektronik HP. (Foto: cnbcindonesia.com)

Toko elektronik HP. (Foto: cnbcindonesia.com)

Jakarta, law-justice.co - Pedagang online yang berjualan elektronik di e-commerce kini tengah mengalami kelesuan penjualan. Hal ini senasib dengan penjualan offline toko-toko elektronik pada pusat-pusat berlanjaan di Jakarta.

Dilansir dari cnbcindonesia.com, Henri, pemilik toko online Setia Mandiri Elektronik mengaku penjualan turun drastis selepas Lebaran dan musim penerimaan siswa/siswi berakhir pada Juni 2019 lalu. Produk TV LED yang jadi andalannya tak banyak laku terjual.

"Penjualan sepi. Di bulan Juli dan Agustus, itu penurunan yang drastis sekitar 30-40%," kata Henri kepada CNBC Indonesia, Selasa (12/11/2019).

Toko online yang dikelola Henri memiliki pengikut sebanyak 1,59 ribu di salah satu platform e-commerce ternama. Itu belum termasuk jumlah di marketplace lain jadi lapak dagangannya.

Secara umum, lesunya penjualan elektronik di toko online-nya merupakan bagian dari akumulasi dari kinerja marketplace. Dia mengatakan, penjualan di platform e-commerce cenderung stagnan dalam 6 bulan terakhir.

"Mungkin karena spending orang turun," ucapnya.

Pelapak lain juga mengalami nasib kurang lebih sama seperti Henri. Yonas, pemilik toko Sajun Electronic mengaku tekanan penjualan terasa di bulan Oktober, meski beberapa bulan sebelumnya masih mengalami peningkatan penjualan.

Yonas adalah pelapak yang menjual produk-produk elektronik rumah tangga antara lain blender, rice cooker, dan LED TV. Ia mengaku penurunan penjualan di Oktober juga dirasakan teman-temannya sesama pelapak online. Omzetnya pun ikut tergerus.

"Penjualan rata-rata 3.000-5.000 produk per bulan, bulan lalu hanya mencapai sekitar 2.000 barang," katanya.

Cerita lain disampaikan Group Head, Brand Communications & PR Bhinneka Astrid Warsito, yang merupakan pengelola platform produk-produk elektronik. Ia mengatakan Bhinneka punya omnichannel yaitu saluran penjualan online & offline, yang komposisinya cukup berimbang 60:40.

Ia mengatakan kategori produk yang dijual di online & offline sedikit berbeda. Untuk Bhinneka Store lebih banyak yang produk premium dan untuk segmen yang perlu dilihat dan dipegang barangnya terlebih dahulu oleh konsumen.

"Kalau bicara di Bhinneka, ya fenomenanya kami selalu complement yang online+offline. Karena di Bhinneka.Com itu omnichannel alias online-offline yang terintegrasi maka di kami semuanya berjalan baik," kata Astrid yang juga Kepala Bidang Public Relation Asosiasi E-commerce Indonesia (IdEA) ini kepada CNBC Indonesia.

Namun, Astrid menduga soal kelesuan penjualan elektronik di toko offline, terutama pada kuartal IV-2019 bisa jadi terkena dampak dari promo retail yang heboh di platform seperti program diskon belanja toko online.

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar