Jokowi-Surya Paloh Pelukan, Bamsoet: Cuaca Politik Kembali Cerah

Selasa, 12/11/2019 22:15 WIB
Surya Paloh berangkulan dengan Jokowi. (Foto: Twitter Jokowi)

Surya Paloh berangkulan dengan Jokowi. (Foto: Twitter Jokowi)

Jakarta, law-justice.co - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo angkat bicara terkait peluk erat antara Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Dilansir dari Detik.com, pria yang akrab disapa Bamsoet itu mengaku bersyukur seluruh elite politik bisa kembali guyub, rukun, dan penuh keceriaan.

"Dengan pertemuan dan rangkulan Presiden Joko Widodo dengan Bang Surya Paloh, apalagi disaksikan Ketua Umum PDI Perjuangan sekaligus Presiden RI 5 Megawati Soekarnoputri, mengembalikan kembali cuaca politik yang sempat mendung," ucap Bamsoet dalam keterangan tertulis, Selasa (12/11/2019).

"Sebagaimana disampaikan Presiden Joko Widodo, sebetulnya tidak ada yang salah dengan rangkul merangkul. Hanya saja Bang Surya Paloh sepertinya tidak menyadari, sebagai senior dalam perpolitikan di Indonesia, para juniornya seperti saya dan Presiden Joko Widodo maupun lainnya juga ingin dirangkul oleh beliau," imbuh Bamsoet.

Bagi Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini, kembali cerahnya cuaca perpolitikan menandakan semangat maju dari para elite politik untuk gotong royong membangun Indonesia. Mengingat begitu banyak pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan.

Bamsoet mencontohkan pekerjaan rumah yang harus diselesaikan mulai dari menghadapi potensi resesi ekonomi dunia, ledakan jumlah penduduk dunia, evolusi media sosial, hingga ketegangan geopolitik akibat Brexit maupun perang dagang Tiongkok dengan Amerika.

"Berbagai banyak masalah dunia yang bisa berdampak kepada Indonesia. Karenanya jangan ditambah lagi dengan masalah yang datang dari internal dalam negeri. Jika para elite bisa rukun damai, akan memberikan teladan kepada rakyat bahwa dalam membangun bangsa butuh kerja sama dari semua pihak. Tidak boleh saling curiga, saling sindir, apalagi saling menjatuhkan," tutur Bamsoet.

Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini menambahkan, etika politik perlu ditegaskan sehingga bisa menumbuhkan suasana politik yang demokratis yang bercirikan keterbukaan, bertanggung jawab, menghargai perbedaan, jujur dalam persaingan, kesediaan untuk menerima pendapat, serta menjunjung tinggi hak asasi manusia dan keseimbangan hak dan kewajiban dalam kehidupan berbangsa.

"Masalah potensial yang dapat menimbulkan permusuhan dan pertentangan diselesaikan secara musyawarah dengan penuh kearifan dan kebijaksanaan sesuai dengan nilai-nilai agama dan nilai-nilai luhur Pancasila. Dengan demikian bisa menciptakan suasana harmonis antarpelaku dan antarkekuatan sosial politik untuk mencapai sebesar-besar kemajuan bangsa dan negara dengan mendahulukan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi dan golongan," pungkas Bamsoet.

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar