Saling Sindir Jokowi-Surya Paloh Masuki Babak Baru, Ada Apa Ini ?

Senin, 11/11/2019 05:30 WIB
Ketua Umum Nasdem, Surya Paloh dan Presiden Jokowi (riausky)

Ketua Umum Nasdem, Surya Paloh dan Presiden Jokowi (riausky)

Jakarta, law-justice.co - Tokoh politik Tanah Air saling menyuguhkan saling sindir akhir-akhir ini.

Kini giliran Ketum Nasdem tersebut yang memainkan panggungnya dalam Kongres II dan Harlah ke-8 Nasdem, setelah sebelumnya Presiden Joko Widodo menyindir kedekatan Surya Paloh dengan PKS.

"Bantahan atas sindiran Jokowi itu dijawab oleh Surya Paloh di acara Kongres Nasdem. Hal ini seperti gayung bersambut atas semua kepingan puzel yang sedang mewarnai panggung muka perpolitikan Indonesia saat ini," kata Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Studi Masyarakat dan Negara (Laksamana), Samuel F. Silaen seperti melansir rmol.id.

Menurutnya, tontonan saling sindir koalisi ini terjadi karena adanya residu penyusunan kabinet Indonesia Maju yang tidak memuaskan Nasdem sebagai pengusung Jokowi-Amin.

Tak hanya itu, desas-desus Nasdem mengarah ke oposisi juga disinyalir buntut masuknya Gerindra ke dalam lingkaran istana.

Khusus persoalan ini, keresahan tak hanya dirasakan oleh Nasdem, melainkan sebagian besar parpol pendukung pemerintah.

"disrupsi politik sedang terjadi karena bersatunya dua simbol kekuatan politik Tanah Air yang selama dua kali Pilpres bersiteru. Ini sungguh tidak disangka-sangka oleh parpol `tertentu` di dalam koalisi pendukung Jokowi- Amin," sambung alumni Lemhanaas Pemuda I 2009 itu.

Hal inilah yang membuat peta koalisi pendukung pemerintah melakukan berbagai manuver politik seperti yang dilakukan Nasdem.

Tujuannya, jelas Silaen, yakni untuk mencari perhatian khusus Jokowi.

"Babak ini bisa saja akan mengganggu konsentrasi Jokowi atau malah membangunkan sisi lain dari seorang Presiden Jokowi untuk melakukan tindakan-tindakan ekstrem di luar dugaan banyak pihak," paparnya.

Puncaknya di arena Kongres Nasdem. Beberapa kader menyauti pidato Surya Paloh dengan teriakan `hidup` dan `merdeka`.

Beberapa orang, kata Silaen, bahkan berteriak meminta Nasdem menjadi oposisi dari pemerintahan Jokowi.

"Teriakan itu cukup keras di beberapa kesempatan waktu. Politik itu terkadang menguras energi karena seolah-olah mau perang besok tapi terkadang jadi entertaining buat pemirsanya. Yang penting jangan baper dan jangan salah memaknai," tandasnya.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar