Polisi Tangkap Juru Parkir Liar, Perhari Kantongi Rp 2,9 Juta

Kamis, 07/11/2019 06:35 WIB
Foto (Detikcom)

Foto (Detikcom)

law-justice.co - Polres Jaksel menggelar Operasi Premanisme di kawasan Gandaria, Jakarta Selatan. Di lokasi tersebut, ada 15 juru parkir yang diamankan polisi. Melansir dari Detik, Mereka ditangkap tanpa perlawanan. Kelima belas juru parkir itu selanjutnya dibawa ke Polres Jakarta Selatan untuk diperiksa.

Salah satu juru parkir, Margono, ikut diamankan polisi. Ia mengaku mendapat uang jutaan per hari dari hasil memarkirkan kendaraan di kawasan tersebut.

"Paling banyak Rp 2,9 juta per hari Pak," kata Margono di Polres Jaksel, Rabu (6/11/2019).

Margono mengungkapkan uang Rp 2,9 juta itu bisa didapat dengan menjadi juru parkir dari pagi sampai mal tutup. Setiap hari, kata Margono, ia bersama lima orang lainnya bergantian menjadi juru parkir liar sepeda motor.

"Total, paling sedikit dapat Rp 2,3 juta. Kami aplusan, total berenam," lanjut dia.

Margono menjelaskan tarif parkir yang diminta dari pengendara sepeda motor variatif. Bila ada yang memarkir dari pagi sampai Mal Gandaria City tutup, ia akan meminta uang Rp 10 ribu. Bila ada orang yang parkir sebentar, Margono akan meminta tarif Rp 2.000-3.000.

Namun, kata Margono, ia harus menyetor ke Pak Haji sebesar Rp 1,7 juta per hari. Bila Rp 1,7 juta tidak bisa didapat, lanjut Margono, dia harus menutupi kekurangannya dengan memakai uang sendiri.

"Kalau nggak bisa, ya nombok Pak. Patungan sama yang lainnya," tutur dia.

Terpantau, polisi yang bertanya ke juru parkir ini tidak percaya. Dia pun sempat bertanya siapa Pak Haji yang dimaksud. Namun baik Margono maupun juru parkir lainnya tidak menjawab.

Tak lama setelah itu, belasan juru parkir ini dibawa ke ruang Satreskrim untuk dimintai keterangan.

Kasat Reskrim Polres Jaksel AKBP Andi mengatakan operasi premanisme ini dilakukan untuk meningkatkan keamanan di wilayah Jakarta Selatan.

"Beberapa hari ini kita memonitor ada kejadian viral, kita berharap agar di wilayah kita tidak ada tindakan premanisme, intimidasi, atau yang membuat keresahan," kata Andi.

(Hidayat G\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar