Rasisme yang Tidak Kunjung Padam di Sepak Bola Italia

Selasa, 05/11/2019 16:25 WIB
Mario Balotelli marah saat mengalami serangan rasisme dari suporter Verona (Foto: Sky Sport)

Mario Balotelli marah saat mengalami serangan rasisme dari suporter Verona (Foto: Sky Sport)

law-justice.co - Perilaku rasisme suporter sepak bola kembali terjadi di Italia. Kali ini menimpa striker Brescia, Mario Balotelli, saat ia membela timnya melakoni laga tandang ke markas Helles Verona, Minggu (3/11). Saking marahnya, mantan pemain Manchester City itu sampai menendang bola ke arah suporter Verona.  

Balotelli menendang bola ke arah kerumunan suporter Verona dan mengancam akan keluar lapangan, begitu ia menyadari ada serangan rasisme dari tribun penonton. Ia marah, menuding penyerangnya sebagai orang yang berpikiran kecil.

"Ini tidak ada hubungannya dengan sepakbola. Anda masuk ke dalam situasi sosial dan historis yang lebih besar darimu. Anda orang yang berpikiran kecil,” kata Balotelli dalam postingan di akun media sosialnya, usai pertandingan yang berujung kekalahan Brescia dengan skor 1-2.

Balotelli menuding pimpinan ultra Verona, Luca Castellini, sebagai biang kerok atas rasisme yang terjadi malam itu. Ia mendengar Castellini mengatakan, "Balotelli adalah Italia karena dia memiliki kewarganegaraan Italia, tetapi dia tidak pernah bisa sepenuhnya menjadi Italia."

Pemain 29 tahun itu membalas dengan mengatakan bahwa mereka adalah sekumpulan orang yang “dungu” dan sangat kacau. Castellini membantah tudingan tersebut. Ia mengatakan, seluruh fans Verona menyambut Balotelli.

Presiden Asosiasi Pesepakbola Italia (AIC) Domiano Tommasi mengatakan, pada dasarnya Verona bukan kota yang rasis. Tapi para pendukung sepak bolanya yang kerap menunjukkan sikap tidak terhormat itu.

“Saya terlalu banyak mendengar rasisme, bahkan ketika hanya ada dua orang yang melakukannya, itu terlalu banyak. Verona bukan kota rasis, tetapi perilaku ultras Verona yang seperti itu," kata Tommasi, dilansir dari Goal.

Gelandang Fiorentina Kevin-Prince Boateng mengatakan, tidak ada yang berubah di Italia sejak ia mengalami serangan rasisme pada tahun 2013, ketika masih bersergam AC Milan. Saat itu, ia menolak turun dalam pertandingan persahabatan melawan Pro Patria sebagai bentuk protes karena ada suporter yang melakukan serangan rasisme.

"Enam tahun kemudian tidak ada yang berubah. Tapi kami tidak menyerah. Ayo terus berjuang bersama melawan rasisme. #Notoracism," kata Boateng di akun Twitter-nya.

(Januardi Husin\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar