Mahathir: Taipan Jangan Ditolong, Biarkan Mereka Bangkrut

Kamis, 31/10/2019 15:48 WIB
Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad (Breakingnews.co.id)

Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad (Breakingnews.co.id)

Jakarta, law-justice.co - Perdana Menteri Malaysia Tun Dr. Mahathir Mohamad menyampaikan permintaan maaf terkait kebijakannya dalam mengatasi masalah keuangan 22 tahun lalu yang telah menguntungkan taipan.

"Saya mengaku saya terlibat dengan penciptaan pendekatan untuk mengatasi masalah keuangan pada 1997 - 1998. Memang cara kita menyelesaikan krisis menolong taipan di Malaysia," ujar Mahathir seperti melansir harianterbit.com.

Dia mengatakan memang baik jika pihaknya tidak menolong taipan dan membiarkan mereka dan usaha mereka rugi, gagal dan terpaksa ditutup.

"Jika kita hendak bisa menghalau keluar semua taipan ini. Jangan tolong mereka. Biar mereka bangkrut. Kita akan tolong yang bukan taipan saja. Tetapi apakah jika kita hendak tolong bukan taipan apakah setelah itu semua taipan tidak dapat bayar cukai. Itu masalahnya," katanya.

Dia mengatakan pemerintah akan kehilangan pajak perusahaan dan pajak pendapatan karena sebagian besar cukai dibayar oleh taipan.

"Sebagian besar dari dana pemerintah akan hilang. Operasi dan pembangunan negara tak dapat diteruskan. Segala infrastruktur tidak dapat dibangun," ujarnya.

Dalam keadaan kehilangan cukai atas taipan, ujar dia, pihaknya terpaksa mengenakan cukai kepada yang bukan taipan.

"Setelah membayar cukai oleh bukan taipan, mereka akan masuk dalam golongan mereka yang miskin," katanya.

Pada suatu masa 70 tahun lalu, ujar dia, taipan dibunuh dan harta mereka dirampas di beberapa negara dan semua perniagaan dan perusahaan diambil oleh pemerintah dengan harapan seratus persen dari keuntungan akan diperoleh oleh pemerintah.

"Jika kita hendak bisa menghalau keluar semua taipan ini. Jangan tolong mereka. Biar mereka bangkrut. Kita akan tolong yang bukan taipan saja. Tetapi apakah jika kita hendak tolong bukan taipan apakah setelah itu semua taipan tidak dapat bayar cukai. Itu masalahnya," katanya.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar