Boeing Akui Ikut Andil dalam Kecelakaan Peswat Lion Air JT 610

Selasa, 29/10/2019 19:24 WIB
Boeing 737 MAX (boardingarea.com)

Boeing 737 MAX (boardingarea.com)

Jakarta, law-justice.co - Kepala Eksekutif Boeing, Dennis Muilenburg mengakui perusahaannya telah membuat kesalahan terkait dua insiden kecelakaan pesawat jenis 737 MAX hingga menelan korban hingga 346 jiwa.

Dua kecelakaan pesawat yang dimaksud adalah Lion Air JT 610 di Indonesia dan Ethiopian Airlines 302 dengan masing-masing jumlah korban tewas sebanyak 189 orang dan 157 orang.

Pengakuan itu disampaikan dalam kesaksian tertulis yang dipublikasikan kepada publik kemarin waktu setempat berdasarkan hasil sidang di depan Kongres Amerika Serikat. Demikian dilansir dari Tempo.co, Bisnis.com, dan Reuters.

“Kami telah belajar dan masih belajar dari kecelakaan ini, pak Ketua. Kami tahu kami membuat kesalahan dan membuat beberapa kekeliruan,” ujar Muilenburg memberitahu Komite Perdagangan Senat AS, Selasa, 29 Oktober 2019.

Kesaksian yang pertama kali dilaporkan oleh Reuters itu dipublikasikan kemarin. Dalam kesaksian itu ditambahkan keterangan bahwa perusahaan telah melakukan perbaikan pada pesawat 737 MAX dan "memastikan bahwa kecelakaan seperti yang telah terjadi tidak akan pernah terjadi lagi."

Muilenburg yang sebelumnya telah dicopot dari jabatannya sebagai pimpinan Boeing sejak awal bulan ini akan bersaksi di hadapan Komite Transportasi dan Infrastruktur DPR AS besok.
“Kami juga tahu kami bisa dan harus melakukan yang lebih baik,” kata Muilenburg.

Dalam kesaksian itu dia mengungkapkan simpati terdalam kepada keluarga dan orang-orang terkasih dari mereka yang tewas. Muilenburg mengunjungi kedutaan Indonesia di Washington kemarin untuk bertemu dengan duta besar Indonesia untuk menyampaikan ucapan belasungkawa dan memberikan penghormatan kepada mereka yang hilang dalam penerbangan, menurut pernyataan Boeing dalam sebuah pernyataan.

Kesaksian yang disiapkan Muilenburg itu juga menyebutkan bahwa ketika pesawat Boeing 737 MAX selesai diperbaiki maka pesawat itu akan menjadi salah satu pesawat teraman yang pernah terbang.

Tepat pada hari ini juga digelar acara tabur bunga di perairan sekitar Tanjung Pakis, Karawang, Jawa Barat, untuk memperingati satu tahun peristiwa jatuhnya pesawat Lion Air dengan kode penerbangan JT 610 pada 28 Oktober 2018.

Sebelumnya Komite Nasional Keselamatan Transportasi atau KNKT telah menuntaskan hasil investigasi terhadap kecelakaan pesawat Lion Air JT610 pada Jumat, 25 Oktober 2019. Dalam paparannya, KNKT menyampaikan ada sembilan poin yang berkontribusi menyebabkan kecelakaan terjadi.

Beberapa poin di antaranya adalah kesalahan desain MCAS Boeing. Seperti diketahui MCAS Boeing hanya mengandalkan satu sensor. Desain ini dinilai rentan terhadap adanya gangguan.

Hasil investigasi KNKT juga menyebutkan bahwa pilot Lion Air juga mengalami kesulitan melakukan respons yang tepat terhadap pergerakan MCAS karena tidak ada petunjuk dalam buku panduan dan pelatihan. Kemudian, KNKT menemukan bahwa indikator AOA Disagree tidak tersedia di pesawat Boeing 737 MAX 8 PK-LQP.

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar