Malaysia Larang Buku Komik Propaganda China soal Jalur Sutra

Minggu, 27/10/2019 17:29 WIB
Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad (Business Line)

Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad (Business Line)

[INTRO]

Malaysia telah resmi melarang peredaran buku komik berjudul “Belt and Road Initiative for Win-Winism.”

Langkah tersebut untuk melawan propaganda pemerintahan komunis China.

Komik setebal 164 halaman ini dibuat oleh Hew Kuan Yau, seorang etnis Tionghoa Malaysia dan mantan anggota Partai Aksi Demokratis (DAP) setempat. Demikian seperti dilansir dari Portal-Islam.id dan Theepochtimes, Sabtu (26/10/2019).

Buku komik itu berisi pandangan politik Partai Komunis Tiongkok (PKT), dan menggambarkan mereka yang bersimpati dengan penganiayaan yang dihadapi umat Islam Uyghur di Tiongkok sebagai "ekstremis," menurut media Malaysia. Orang Uyghur yang tinggal di wilayah Xinjiang China saat ini menghadapi penindasan berat, termasuk penahanan, penyiksaan, dan indoktrinasi politik di kamp konsentrasi.

Beijing meluncurkan inisiatif One Belt, One Road (OBOR, juga dikenal sebagai Belt and Road) pada 2013, dengan tujuan membangun pengaruh geopolitik dengan membiayai proyek-proyek infrastruktur di seluruh Asia Tenggara, Afrika, Eropa, dan Amerika Latin.

Malaysia telah menandatangani beberapa proyek dengan China di bawah OBOR, termasuk East Coast Rail Link (ECRL) senilai $ 16 miliar yang menghubungkan pelabuhan di Selat Malaka dengan sebuah kota yang menghadap ke Laut Cina Selatan, dan Pipa Gas Trans Sabah (TSGP) senilai $ 2,5 miliar, yang berjalan 662 kilometer (411 mil) di negara bagian Sabah timur.

Sejak Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad berkuasa tahun lalu, ia telah membatalkan atau menegosiasikan kembali persyaratan beberapa proyek OBOR, dengan mengatakan proyek-proyek itu akan membuat negara terjebak utang besar.

“It is not for us to promote Chinese ideas and ideologies,”kata Mahathir tentang buku itu pada 21 Oktober saat forum lokal, menurut media setempat. Pada saat itu, Kementerian Dalam Negeri Malaysia baru saja mengumumkan penyelidikan terhadap distribusi buku di sekolah-sekolah.

Kementerian mengumumkan larangan pada 23 Oktober, mengatakan bahwa "isi buku dapat merusak ketertiban umum dan keselamatan," menurut sebuah laporan oleh portal berita Malaysia Free Malaysia Today. Larangan ini berlaku untuk versi komik Cina, Inggris, dan Bahasa Malaysia.

Buku tersebut berisi konten yang mempromosikan ideologi komunisme dan sosialisme, bersama dengan fakta-fakta palsu tentang sejarah Malaysia yang mungkin mendorong dukungan dan simpati terhadap perjuangan komunis, menurut Kementerian Dalam Negeri.

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar