Tragedi Mengerikan di Era Perang Dunia Ke-II

Minggu, 20/10/2019 19:45 WIB
Foto (Male)

Foto (Male)

law-justice.co - Nazi menyebutnya sebagai kamp, tapi faktanya itu bukan tempat perkemahan biasa. Setiap orang yang dikirim ke sana, hanya memiliki beberapa jam untuk hidup. Ribuan dari mereka bahkan tidak berhasil sampai ke kamp, mati di perjalanan karena ditempatkan di gerbong sempit dan tanpa udara, beramai-ramai.

Hal itu terjadi saat pelaksanaan Operasi Reinhard selama Holocaust. Di mana pemimpin Nazi, Adolf Hitler, memerintahkan pembunuhan massal terhadap orang-orang Yahudi.

Berdasarkan sebuah studi, berhasil ditemukan fakta betapa kejamnya ‘mesin pembunuh’ di masa tersebut.

“Meskipun Holocaust merupakan salah satu genosida terbesar dalam sejarah, tapi tidak ada data kuantitas untuk menggambarkannya,” papar Lewi Stone, ahli biomatematika dari Tel Aviv University, seperti dikutip dari National Geographic.

“Karena Nazi menghancurkan semua catatan dari pembunuhan massal tersebut, penting bagi kita untuk mengungkap apa yang sebenarnya terjadi kala itu,” imbuhnya.

Guna mendapatkan hasil, Stone menganalisis apa yang ia deskripsikan sebagai ‘dataset’, berupa catatan transportasi yang mendokumentasikan kedatangan dan kepergian kereta khusus Deutsche Reichsbann (Kereta Api Nasional Jerman).

“Jaringan kereta api Reichsbahn merupakan kompenen penting dari cetak biru genosida dan pengrusakan yang dilakukan Nazi,” tulis Stone dalam penelitiannya.

“Catatan jadwal dan pergerakan kereta dapat memperkirakan pola spasial dan temporal para korban yang diangkut ke kamp kematian.”

Wilayah Operasi Reinhard meliputi kamp kematian Belzec, Sobibor, dan Treblinka. Fasilitas yang ada di sana, termasuk kamar gas, digunakan untuk membunuh 1,7 juta orang.

Namun, jumlah ini masih tidak cukup bagi Nazi. Saat Hitler menginspeksi kamp tersebut pada 1942, ia memerintahkan petugas untuk mempercepat aksi genosida. Dan Hitler pun mendapatkan keinginannya.

Dalam waktu tiga bulan, tepatnya dari Agustus hingga Oktober 1942, catatan kereta api menunjukkan ‘denyut kematian’, fase ekstrem dari pembunuhan intens, di mana pembantaian melonjak dalam 100 hari.

Data menunjukkan bahwa lebih dari 1,47 juta orang Yahudi terbunuh dalam kurun waktu tersebut. Mereka meninggal di kereta api yang sesak atau eksekusi kamar gas.

Berdasarkan analisis Stone, ada sekitar 15 ribu pembunuhan setiap harinya. Ini jauh lebih tinggi dibanding genosida mana pun, termasuk di Rwanda. Hasil studinya dipublikasikan ke dalam Science Advances.

“Mesin pembunuh Nazi sangat efisien. Mereka benar-benar memusnahkan hampir semua Yahudi. Hanya sedikit yang berhasil selamat,” kata Stone.

(Hidayat G\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar